Khutbah Idulfitri : Teguhkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa untuk Pembumian Syukur Transformatif atas Anugerah

- 10 April 2024, 00:29 WIB
 Menag Yaqut Cholil Qoumas (tiga dari kanan) dalam konferensi pers sidang isbat penetapan 1 Syawal 1445 H atau Idul Fitri 2024 di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa 9 April 2024.
Menag Yaqut Cholil Qoumas (tiga dari kanan) dalam konferensi pers sidang isbat penetapan 1 Syawal 1445 H atau Idul Fitri 2024 di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa 9 April 2024. /ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari/

Dari Konstitusi Negara Kota Madinah tersebut kita memahami bahwa unsur bangsa yang beragam –baik dari sisi suku, agama, atau lainnya– tetap merupakan satu bangsa yang harus mengedepankan persatuan dan keharusan saling membantu satu dengan yang lainnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Jamaah solat Idul Fitri yang diberkahi Allah

Berdasarkan hal itu, tidak ada pilihan lain bagi kita umat Islam dan unsur-unsur lain bangsa ini selain meneguhkan kesatuan dan persatuan. Di atas kesatuan ini, kita umat Islam (yang mutlak didukung umat lain) melakukan syukur transformatif dengan mengaktualisasikan dan mengkontekstualisasikan anugerah yang diberikan Allah ke dalam program dan amal perbuatan nyata. Semua itu diarahkan dan ditujukan dalam rangka membangun dan mengembangkan peradaban yang bermakna dan memiliki manfaat signifikan bagi bangsa dan Negara, bahkan dunia global secara umum.

Sebagai contoh, kesempatan mudik silaturrahim tidak cukup sekadar bersilaturrahim kemudian selesai. Dari silaturrahim dan halal bihalal, kita perlu melakukan sesuatu yang bermakna bagi masyarakat dan bangsa, mulai dari pemberdayaan warga, terutama yang selama ini terpinggirkan hingga pengembangan desa. Demikian pula dengan kemampuan kita mengeluarkan zakat fitrah, misalnya, kita harus mengembangkannya sebagai program yang memastikan tiada lagi warga di mana pun, siapa pun dan kapan pun, khususnya di negeri ini, yang merasa kelaparan.

Semua itu niscaya diletakkan dalam bingkai nilai-nilai etika moral luhur berupa keadilan, kejujuran, kedamaian dan sejenisnya. Dengan demikian awal dan akhir dari apa yang kita lakukan merepresentasikan keadaban yang memanusiakan manusia dan melestarikan kehidupan dengan segala keragamannya menuju peradaban yang mencerahkan.

أقول قولى هذا واستغفرالله لى ولكم ولجميع المؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات. فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

***

Khutbah Kedua

الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر
اَلْحَمْدُ للهِ أَحْمَدُهُ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ الْعَلِيُّ الأكْبَرُ. وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الصَّادِقُ الْأبَرُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ كُلِّ قَطِرَاتِ مَطَرٍ.
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ، إتَّقُواللهَ مِنْ سِمَاعِ اللَّغْوِ وَفُضُولِ الْخَبَرِ. وَانْتَهُوا عَمَّا نَهَاكُمْ وَزَجَر.

Jamaah solat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Di hari yang penuh karunia ini, kita niscaya menengadahkan tangan, memohon ke hadirat Ilahi agar kita, masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia ini selalu berada dalam anugerah Allah. Demikian pula, semoga bangsa dan Negara ini dilindungi dari segala musibah, bencana, permusuhan, dan perpecahan.

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena

Sumber: kemenag.go.id


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah