Penikmat Rokok Elektrik Waspada! Studi Terbaru Ungkap Fakta Mengejutkan, Cari Tahu di Sini

20 Januari 2021, 12:21 WIB
Ilustrasi vape atau rokok elektrik /PIXABAY/lindsayfox

 

PORTAL PAPUA - Dewasa ini, tak sedikit  orang yang mulai beralih pada rokok elektrik atau vape karena dianggap lebih sehat dan tak mudah menimbulkan penyakit.

Namun, dugaan itu rupanya salah, sebab studi baru-baru ini menunjukkan bahwa rokok elektrik atau vape dapat membuat lebih stres, radang paru-paru, dan membahayakan protein penting melalui paparan.

Para peneliti di Departemen of Energy's Pacific Northdwest National Laboratory, Amerika Serikat, telah membuktikan temuan tersebut dengan mengembangkan teknik biomolekuler.

Baca Juga: DAFTAR SEGERA! Seleksi Guru Penggerak 2021 Sudah Dibuka, Catat Syarat Hingga Tahapannya di Sini

Para peneliti mengungkapkan bahwa vaping dapat menyebabkan perubahan struktural halus pada protein. Studi ini menandai pertama kalinya para peneliti mengukur kerusakan tersebut, sebagaimana dikutip dari News Medica.

Seperti diberitakan Pikiran Rakyat dalam Artikel “Studi Rokok Elektrik atau Vape Ternyata Membuat Orang Lebih Stress Hingga Radang Paru-Paru”, hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa umum dalam alternatif elektronik rokok konvensional bukannya tanpa bahaya sendiri.

Hasil uji coba dilakukan oleh peneliti pada tikus menggunakan paparan uap rokok elektrik di tiga sesi dalam satu jam selama tiga hari.

Baca Juga: Mau Lolos Seleksi PPPK 2021? Ketahui Trik Hingga Tahapan yang Harus Dilalui Berikut

Para peneliti menemukan tanda-tanda stres oksidatif: ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk mengurangi efek berbahaya tikus tersebut.

Radikal bebas merupakan molekul dengan elektron yang tidak berpasangan, produk sampingan yang tak terelakkan dari banyak proses biokimia tubuh dan, ketika dalam jumlah besar yang tidak proporsional, menjadi penyebab penyakit dan disfungsi.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa vaping dapat membuat jaringan stres, tetapi mekanisme dan detail di balik stres itu tetap tidak jelas.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Serial India JODHA AKBAR di ANTV Rabu 20 Januari 2021, Link Live Streaming

Teknik baru ini, kata ahli biokimia Charles Ansong, mengidentifikasi modifikasi yang dibuat pada protein yang menjelaskan bagaimana rokok elektrik menyebabkan disfungsi.

"Teknik ini mengidentifikasi protein mana yang sedang dimodifikasi, dan ini menunjukkan seberapa besar kemungkinan mereka mempengaruhi fungsi protein dan jalur molekuler. Ini memberi kami banyak wawasan tentang mekanisme di balik efek merugikan dari rokok elektrik," kata Ansong.

Paparan rokok elektrik mengubah beberapa protein yang terkait dengan respons peradangan tubuh, serta menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik secara sering dapat mendorong paru-paru ke dalam keadaan stres kronis.***

 

Editor: Ade Riberu

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler