Penjual Takjil Sangat Banyak, Beberapa Ada yang Berbahaya Bagi Kesehatan Tubuh, Inilah yang Terjadi

- 2 April 2024, 20:42 WIB
Ilustrasi Takjil / Tangkapan Layar / Freepik
Ilustrasi Takjil / Tangkapan Layar / Freepik /
PORTAL PAPUA  - Sebanyak 9.262 sampel pangan olahan untuk menu takjil yang beredar di pasaran selama Ramadhan 1445 Hijriah/2024 terdeteksi mengandung sejumlah senyawa kimia yang berpotensi membahayakan kesehatan tubuh. Demikian dikatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
 
Plt Kepala BPOM Lucia Rizka Andalusia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin 1 April 2024 memaparkan data pengawasan takjil yang digelar serentak di seluruh kantor cabang BPOM di daerah melibatkan 3.749 pedagang takjil di 1.057 titik lokasi pengawasan.
 
Hasilnya kata dia, dari total 9.262 sampel yang diperiksa, 48,04 persen mengandung formalin pada sampel mi kuning, teri, tahu, cincau, agar-agar, cumi, ikan peda, dan terasi.
 
"Penjual takjil sangat banyak. Beberapa ada yang berpotensi bahaya pada pangan siap saji, misalnya pewarna Rhodamin B, formalin agar tidak mudah basi atau rusak, terutama pangan mengandung banyak air seperti agar-agar dan mi," kata Lucia Rizka.
 
 
Dia juga mengungkapkan, dari sampel yang dieriksa sebanyak 25,49 persen mengandung Rhodamin B pada produk takjil cendol, mutiara, kerupuk pasir, jeli merah, jenang merah, pacar cina, dan mi pelangi.
 
Kemudian sekitar 27,45 persen jajanan takjil diketahui mengandung boraks berdasarkan pemeriksaan pada sampel kerupuk, cao, cendol, cilok, otak-otak, sate usus, kerang, udang, tahu, dan teri. Sedangkan 0,98 persen diketahui mengandung kuning Metanil pada produk tahu oranye. (Zair Mahesa/ Desk Jabar /pikiran-rakyat.com)

Editor: Eveerth Joumilena

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x