Sejarah Panjang di Balik Pembangunan Tugu Injil Ferdinan Momot di Sorong Selatan

- 13 Februari 2021, 11:27 WIB
Tugu Inji Ferdinan Momot di Arsoi, Kampung Kayabo, Distrik Saifi, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat.
Tugu Inji Ferdinan Momot di Arsoi, Kampung Kayabo, Distrik Saifi, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat. /PORTAL PAPUA/Rafael

PORTAL PAPUA - Pembangunan Tugu Injil Ferdinan Momot di Arsoi, Kampung Kayabo, Distrik Saifi, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat, merupakan tanggung jawab mereka yang menjadi keturunan dari Guru Injil yang bernama Ferdinan Momot, yang tersebar di wilayah Teminabuan dan wilayah lainnya. Pembangunan tersebut dikabarkan tidak terlepas dari sejarah panjang masuknya Injil ke wilayah Kabupaten Sorong Selatan.

Rencana pembangunan tugu tersebut sesuai kesepakatan bersama pada tanggal 3 Januari 2020.  Bahwa pihak keluarga (keturunan) dibebankan dengan biaya per keluarga sebesar 20 juta rupiah. 

"Besaran sumbangan biaya tersebut sebelumnya telah disepakati bersama para pengurus yang diketuai oleh Samuel Momot, Fransiskus Bleskadit sebagai sekretaris dan Orpa Momot sebagai bendahara," tutur Ketua Pembangunan Tugu Injil Ferdinan Momot, Samuel Momot.

Baca Juga: 10 Kumpulan Ucapan Valentine Day Terpopuler, Cocok untuk Sampaikan Kasih Sayang ke Pasangan

Dikatakannya, Tugu Injil tersebut dibangun selama satu bulan yakni pada tanggal 6 Juni 2020 hingga 7 Juli 2020 tahun lalu. 

"Awal pembangunan tugu tersebut, dihadiri oleh Ketua Klasis Maybrat, Plt. Bupati Sorsel Yunus Saflembolo, Alex Dedaida, Kepala Dinas Sosial, Kepala Distrik Saifi, LMT Teminabuan, Pdt. Marthen Thesia, Pdt. Yajan, dan Pdt. Rode Momot," tuturnya.

Samuel Momot, menjelaskan secara singkat sejarah Injil masuk di pesisir seremuk dan beraur.

Baca Juga: Angkat Fenomena Bullying, Serial Orisinal “7 Hari Sebelum 17 Tahun” Siap Tayang di Momen Valentine Day

Tahun 1927, Injil masuk di Teminabuan (Werisar) melalui Yotleli dan Matatula yang mengisahkan cerita yang panjang.

Tahun 1939, Injil belum tersebar hingga semua pelosok Sorong Selatan dan Maybrat, sehingga misi pelayanan yang dilakukan oleh kedua penginjil, yakni Yotleli dan Matatula, dilakukan melalui kesabaran membina delapan pemuda yang ingin dijadikan guru penginjil baru pada masa itu. 

"Pada bulan Juni 1939 pengutusan delapan penginjil mula-mula yang menjadi penginjil menyusuri pesisir Seremuk dan Beraur, pada 4 Juni 1939 misi penginjil dengan semangat dan puji-pujian dengan suling bambu yang didampingi Pendeta Slom dan Agus Watimena mulai berlayar dengan bahtera penginjil hingga tanggal 5 Juni 1939 tepat di pagi hari menurunkan Frans Thesia di Triwanggo (Kampung Sayal), Ferdinan Momot di Arsoi dan pada saat itu misi penginjil berhenti dan berteduh di Mkambar atau Arsoi," tuturnya.

Baca Juga: Dinilai Miliki Potensi Jadi Pemimpin, PKB Berniat Gaet Rafi Ahmad dan Agnes Mo Jadi Cagub DKI Jakarta 2024

Pada 9 juni 1939, misi dilanjutkan menuju Sirata atau Kampung Sisir dan menurunkan Kaleb Momot. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju Kampung Klabot dan penginjil yang ditempatkan adalah Yermias Salambau.

"Perjalanan juga dilanjutkan menuju Kampung Teltolo dan diturunkan Yonadap Thesia. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan lagi menuju Kampung Buuk dan diturunkan penginjil berikutnya yakni Rudolf Momot, dan dibagunlah penginjil Dominggus Thesia, sedangkan di Kampung Wanorian penginjilnya adalah Nikolas Thesia," tuturnya.

Misi penginjilan Ferdinan Momot dibekali dengan alat Sakramen Kudus dan kain mimbar yang dijahit sendiri oleh istrinya, Maria Thesia. Selanjutnya, Ferdinan menginjakkan kaki di Arsoi dan berjumpa dengan beberapa sebutan marga seperti Kasminya, Saru, Ajam Saru, Oniminya, dan marga lain. 

Baca Juga: Ramalan ZODIAK Sabtu 13 Februari 2021: Capricorn Waspada, Ada Musuh yang Pura-pura Peduli

Perkataan Ferdinan setalah menginjakkan kaki di Arsoi adalah: "Aku hanya datang untuk menabur dan menanam, tetapi Tuhan yang menumbuhkan".

Setelah Perang Dunia Kedua, penginjil-penginjil tersebut ditarik kembali ke Teminabuan, namun satu penginjil Nikolas Thesia yang tidak ditarik karena diperbantukan di Kampung Mangroho, berhubung iparnya ialah Kaleb Momot. 

"Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Ferdinan Momot ditugaskan pada Kampung Arie (Sorowan lama), setelah tahun 1942 utusan penginjil baru dari Siribau untuk sekolah penginjilan di Inanwatan," tutur Samuel, menutupi sejarah singkatnya.

Baca Juga: RAMALAN ZODIAK CINTA Sabtu 13 Februari 2021, Aquarius Temukan Orang Spesial

Sementara itu, upaya pembentukan panitia pembangunan Tugu Injil Ferdinan Momot di Arsoi yang dilimpahkan kepada masyarakat di kampung tersebut pada beberapa tahun lalu, namun tidak terlaksana. 

Maka sebagai keturunannya, Samuel dan para keturunan Ferdinan Momot yang lain mengambil langkah untuk berpartisipasi membangun tugunya. Proses pembangunan kini dibantu masyarakat kampung dengan tenaga kerja kasar seperti mencampur semen dan lain-lain. 

Tujuan pembangunan tugu tersebut adalah untuk menjaga nilai-nilai kekudusan yang disampaikan melalui firman-Nya dan juga mengenang kisah penginjilan Ferdinan Momot itu sendiri.

Baca Juga: SHIO Sabtu 13 Februari 2021: Shio Kambing Banjir Hoki, Shio Monyet Dapat Kejutan Tak Terkira

"Dampak dari tidak menjaga nilai-nilai kekudusan tersebut adalah tidak adanya berkat, datangnya malapetaka dan masalah serta hal-hal buruk lainnya yang silih berganti menimpa keluarga Ferdinan," imbuhnya.

Direncanakan, pekerjaan tambahan perumahan dan sumur tua ditargetkan rampung pada tahun 2021. Sehingga ia berharap, pemerintah melalui proposal yang diberikan pihak keluarga segera dibantu.

"Apabila pemerintah tidak membantu maka keluarga Ferdinan yang membangun dengan swadaya sendiri, tetapi semuanya diperuntukkan bagi kemuliaan Nama Tuhan," pungkasnya.*** (Rafael Fautngiljanan)

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x