Anak Muda Kampung Klayas Olah Ampas Sagu Jadi Kompos Organik

9 Maret 2021, 19:15 WIB
Kelompok Pemuda ini mendapatkan pelatihan dari Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) /

PORTAL PAPUA- Siapa sangka bahwa ampas sagu ternyata bernilai ekonomis dan mampu mendatangkan uang. Ampas sagu selain untuk makanan ternak ternyata dapat diolah lebih lanjut untuk jadi pupuk organik yang sangat bermutu.

Baca Juga: Sinopsis Kulfi Episode 60 ANTV, 11 Maret 2021 Kulfi Bahagia Sikander Tahu Dia Anaknya

Tepat di Kampung Klayas, sekelompok anak muda memanfaatkan peluang ini untuk mendatangkan rejeki bagi keberlangsungan ekonomi keluarga mereka. Mereka menamakan kelompok mereka dengan sebutan Kelompok Pemuda Kampung Klayas-Sorong.

Baca Juga: Di Papua Babi Jadi Hewan Bernilai Tinggi, Bayar Maskawin dan Selesaikan Perang Suku

Kelompok Pemuda ini mendapatkan pelatihan dari Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI). Pelaksanaan pelatihan yang berlangsung selama kurang lebih tiga bulan ini ternyata menjadi pelecut bagi kelompok pemuda ini untuk semakin giat memanfaatkan ampas sagu menjadi pupuk organik.

Baca Juga: Hanya di Wamena Papua Kendaraan Model Lama Jadi Rongsokan Bukan Barang Koleks

Yeremias, salah satu anggota kelompok mengemukakan pembuatan pupuk organik berbahan dasar ampas sagu ini dicampur dengan aneka potongan rumput, daun gamal, potongan batang pisang dan abu tungku. Bahan-bahan ini disatukan dan diendapkan selama sembilan hari. Setelah sembilan hari jadilah pupuk organik yang dapat digunakan untuk menyuburkan aneka tumbuhan termasuk pemanfaatannya untuk tanaman hortikultura.

“Kami bersyukur karena mendapatkan pelatihan yang luar biasa. Setelah pengerjaan jadi pupuk kami lalu buat dalam kemasan dan jual. Jadi bisa bantu kami untuk mendapatkan penghasilan,” ujar Yeremias.

 Baca Juga: Jokowi Yakin Nasib Baik Menghampiri Musisi Indonesia Usai Pandemik Covid-19

Biasanya selama pengerjaan 10 hari kelompok anak muda ini mampu memproduksi 1,5 ton pupuk organik. Penghasilan dari penjualan pupuk organik ini lumayan menggiurkan karena selama sebulan mencapai Rp 8 juta. Saat ini pesanan terus berdatangan.Yeremias dan kawan-kawannya pun tidak menyangka ampas sagu yang selama ini dibiarkan saja ternyata bisa diolah menjadi kompos bernilai jual tinggi.

Baca Juga: Sinopsis Samudra Cinta, Selasa 9 Maret 2021, Cinta Dikeroyok Ibu-ibu, Difitnah Jadi Pelakor

Setidaknya ada 84 KK di Kampung Klayas yang menggunakan kompos hasil produksi Kelompok Pemuda ini untuk usaha tanaman sayur-mayur. Pupuk organik ini juga dipasok ke toko khusus pertanian di Sorong.

Editor: Atakey

Tags

Terkini

Terpopuler