Misalnya saja bias yang tak disadari di tempat kerja, yang mana ada perbedaan perlakukan antara karyawan perempuan dan laki-laki.
“Hal itu terjadi karena budaya, persepsi yang terbentuk. Mungkin yang menjadi perhatian adalah kekerasan di tempat kerja,” jelas dia lagi.
“Tidak sedikit perempuan yang bisa menjalankan peran tersebut,” terang dia lagi.
Baca Juga: Bukti Reyna Anak Kandung Andin Terungkap, Ini Sinopsis IKATAN CINTA Rabu 23 Desember 2020
Saat pandemi COVID-19, peran ibu juga bertambah tidak hanya bekerja, orang tua tetapi juga menjadi guru bagi anak-anaknya. Alexandra menjelaskan penting adanya sistem dukungan yang baik oleh keluarga.
“Support system tersebut dapat terjadi dengan komunikasi yang baik, sehingga tuntutan peran ganda tersebut bukan dirasakan sebagai beban karena kita mendapatkan dukungan penuh.”
Saat ini, sejumlah instansi telah memberikan kemudahan bagi perempuan dalam berkarya. Mulai dengan memberikan waktu yang fleksibel, dukungan seperti ruang menyusui maupun tempat pengasuhan anak.
Baca Juga: Anggota Komisi I DPR RI Yan Mandenas Angkat Bicara Soal Pelanggaran HAM di Papua
Bahkan pada masa pandemi, bekerja dari rumah secara total tidak mengurangi produktivitas dan efektivitas dalam berkarya. Artinya perusahaan ke depan lebih dapat menerapkan waktu kerja yang fleksibel.
Direktur Utama Perum DAMRI, Setia N Milatia Moemin, tak pernah berpikir diperlakukan berbeda dengan laki-laki, yang dia pikirkan hanya pekerjaannya selesai.