Kisah Lukisan Perjamuan Terakhir dari Leonardo da Vinci yang Wajib Diketahui

- 1 April 2021, 17:07 WIB
Salah satu lukisan karya Leonardo Da Vinci./Pixabay/Janeb 13.*
Salah satu lukisan karya Leonardo Da Vinci./Pixabay/Janeb 13.* /

PORTAL PAPUA- Perayaan Kamis Putih dalam tradisi Katolik selain pembasuhan kaki juga menjadi perjamuan dari Tuhan Yesus bersama para murid-Nya. Kisah tentang perjamuan terkahir ini pun telah melahirkan sebuah karya besar dari seorang seniman dan filsuf bernama Leonardo da Vinci. Sebagai seorang pelukis kenamaan Leonardo tertarik untuk mendalami dan mengerjakan lukisan perjamuan terakhir ini. 

Baca Juga: ZA, Pelaku Penyerangan ke Mabes Polri Ternyata Mengidolakan Al Khansaa, Kelompok Perempuan Berani Mati

Leonardo da Vinci lahir 15 April 1452 di Anchiano Italia dengan nama lengkap Leonardo di ser Piero da Vinci. Selain Monalisa lukisannya yang termasyur adalah kisah perjamuan terakhir Yesus bersama para murid atau yang dikenal dengan lukisan The Last Supper. Lukisan  itu  menggambarkan Yesus mengadakan perjamuan malam Paskah, memperingati  Paskah  Perjanjian  Lama, dimana  Tuhan  membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.

Baca Juga: Kepala BNPT Sebut FPI Punya Kaitan dengan Bom di Makassar

Tahukah  anda  berapa  lama  lukisan  itu  dibuat?  Konon  selama 25  tahun lukisan tersebut digarapnya. Ia harus mengelilingi kota Italia dan mencari model yang pantas untuk menjadi model sebagai Yesus. Untuk mencari sosok Yesus ia pun menemukan seorang pemuda yang tampan, seorang anggota koor dari suatu gereja di Roma.  Dibawalah pemuda itu ke studionya. Setelah terjadi pembicaraan dan kesepakatan maka jadilah pemuda itu model lukisannya sebagai Yesus.

 Tahun  demi  tahun  Leonardo  meneruskan  lukiskannya, melengkapi   kedua belas 12  rasul  yang  hadir  dalam  malam  perjamuan   terakhir  mulai  dari Simon Bar  Jonas  yang disebut Petrus dan  menjadi  pemimpin  Para  Rasul dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya  (murid yang dikasihi Yesus), Filipus dan Bartolomeus, Thomas yang  juga  disebut  Didimus, Matius  Si pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Judas Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus.

Baca Juga: Presiden Jokowi : Kita Bersatu Melawan Terorisme

25  tahun  telah  berlalu  dan  jumlah  para  rasul yang  dilukisnya belum  lengkap. Sewaktu  dia  hendak  melukiskan  Yudas (murid  yang  mengkhianati  Yesus) dia  mengalami  kesulitan  untuk  mencari  model, seseorang yang  berwajah  sebagai  Yudas. Dia  kembali  keliling  Italia, sampailah  Leonardo  di  suatu  kota  kecil  yang  600  mil  jauhnya dari kota.

Dia  menemukan seorang  seorang pria dengan punggung  yang  bungkuk dan wajah kuyu berkerut  tampak  tersiksa tersiksa,  sangar  dan  sangat menakutkan.  Pikir  Leonardo orang  ini  sangat  cocok  untuk  model lukisannya  sebagai  Yudas. Setelah berbincang dan mengadakan kesepakatan, si pria itu menyetetujui dan dibawa Leonardo ke studionya lagi. Leonardo lalu melukiskan sosoknya sebagai Yudas. Kaget dengan apa yang dilihatnya, si pria itu lalu berkata bahwa dua puluh lima tahun yang lalu ia lah yang dibawa Leonardo ke tempat itu untuk dijadikan sebagai model tapi untuk tokoh lukisan bernama Yesus.

Baca Juga: Sebelum Ditembak Mati, ZA Sempat Menanyakan Kantor Pos Kepada Petugas Penjagaan

”Dua puluh  lima  tahun  yang  lalu, tuan  juga  telah  membawa  saya  di  studio  ini saya  menjadi  model sebagai  Yesus”, ucap pria itu.  Leonardo  tercengang. Pria yang  berwajah  sangar dan tersiksa itu melanjutkan ceritanya bahwa orang yang hidup baik, seorang anggota gereja pada masa mudanya dan berwajah sangat tampan. Akhirnya  dia  bertualang  dalam  arus  kehidupan  dalam kejahatan  hidup  yang  serampangan, seorang  brandal. Akhirnya  dia  bertobat dan  kembali  kedesa  dengan  menjadi  petani.

Baca Juga: 3 Sungai di Sorong Selatan yang Jadi Destinasi Wisata

Dari  kisah  ini  kita  bisa  mengambil  hikmah, ketika  hidup  kita  baik, dilingkungan  yang  baik, bersyukur  memuji  Tuhan maka akan memunculkan  aura  yang  indah  sehingga dia  menjadi  seorang  yang  tampan (memiliki  ketampanan  dari  dalam yang  memancar  diwajahnya )  sehingga dia  pantas  untuk  menjadi  model  sebagai  Yesus  yang  berwajah  lembut  belas kasih. Namun ketika  hidupnya  berkubang  dosa dan  kejahatan semua  perbuatan  mengubah  batin, dan  kehidupan  jiwanya  yang  terpancar  pada  wajahnya  yang  sangar, tersiksa penuh  kesedihan  sehingga pantas  menjadi  Yudas. Begitu kira-kira kisah sejarah tentang pembuatan lukisan The Last Supper itu.

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x