Isu Maraknya Aksi KKB Sebabkan Puncak Carstensz di Papua Sepi Pendaki, Ekonomi Masyarakat Kena Imbas

14 Juni 2021, 11:10 WIB
SINGING Dog, anjing yang tinggal di gunung tertinggi di Indonesia, tepatnya di Puncak Carstensz, Papua.* //Facebook New Guinea Highland Wild Dog Foundation

PORTAL PAPUA-Isu maraknya aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di daerah pegunungan Papua menjadi salah satu pemicu sepinya pengunjung atau pendaki pada Puncak Carstensz.

Tentu saja, tidak stabilnya keamanan di Papua akibat aksi brutal KKB membuat para wisatawan menjadi enggan untuk berwisata ke Papua secara khusus mendaki Puncak Carstensz.

Baca Juga: Siaran TV Analog mulai Agustus 2021 Dihentikan, Kominfo Imbau Masyarakat Beralih ke TV Digital

"Apalagi ada isu KKB. Kami tambah sedih, padahal mau mempromosikan pariwisata Papua," kata Maximus Tipagau, pemilik operator wisata Adventure Carstensz sekaligus pendiri Yayasan Somatua, dikutip dari detikTravel, Senin, 14 Juni 2021.

Memang, KKB sangat berpengaruh karena berada di jalur-jalur pendakian Gunung Carstensz, yaitu Ugimba dan Sugapa.

Diketahui bahwa KKB kerap meneror warga di area ini dengan senjata dan kejam membunuh.

Baca Juga: Simak Jadwal Lengkap Penghentian Siaran TV Analog di Wilayah Indonesia Timur oleh Kominfo

"Papua itu kaya sekali alam dan budayanya. Tolong pemerintah, tangkap kepala-kepala KKB itu," tutur Maximus.

"Dari dulu selalu faktor keamanan yang jadi masalah di Papua, mau sampai kapan. Padahal lewat pariwisata, adalah salah satu cara Papua makin dikenal dan dicintai," pungkasnya.

Hal tersebut tentu saja berimbas atau berdampak pula pada ekonomi masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai porter atau pemandu pariwisata.

"Iya berdampak ke ekonomi warga setempat, baik di Timika atau di Sugapa dan Ugimba yang masuk jalur pendakian. Porter-porter dan para pemandu juga tidak ada pekerjaan dulu,"
"Mereka (porter atau guide) sekarang kembali berkebun dan berburu seperti biasa," terang Maximus.

Baca Juga: 2022 Gaji PNS Akan Naik?

Diketahui, Puncak Carstensz merupakan puncak yang memiliki ketinggian 4.884 mdpl sehingga menjadi satu dari tujuh puncak tertinggi di tujuh benua atau menjadi satu dari Seven Summits dunia.

Puncak Carstensz tepatnya masuk dalam rangkaian Pegunungan Tengah di Papua yang memiliki keindahan yang amat menakjubkan untuk dipandang mata.

Perlu diketahui juga bahwa Puncak Carstensz memiliki puncak tersulit ketiga dunia untuk didaki. Di urutan pertama dan kedua secara beruntun ditempati puncak Everest dan Denali.

Dua puncak tersebut dinilai sulit karena memiliki suhu ekstrem. Suhu di sana bisa mencapai minus 40 derajat celcius.

Sementara itu, puncak Carstensz dinilai memiliki puncak tersulit didaki karena mempunyai kesulitan yang sangat kompleks, yaitu jalur pendakian.

Baca Juga: Hitungan Gaji PNS Mau Diubah Ini Kenaikan Gaji PNS dari Tahun ke Tahun

Memang, pendakian ke Gunung Carstensz lebih diminati oleh wisatawan internasional lantaran biaya untuk mendaki tidaklah murah. Minimal pendaki harus menyiapkan kocek sebesar Rp50 juta.

Biaya pendakian yang begitu mahal tersebut disebabkan banyaknya porter atau pemandu yang dibutuhkan saat pendakian. Biaya tersebut dibagi langsung untuk mereka yang berkontribusi bersama membantu para pendaki.

Di samping isu maraknya aksi KKB, maraknya pendami Covid-19 juga menjadi salah satu pemicu sepinya wisatawan yang mendaki Puncak Carstensz.

"Tahun lalu tidak ada yang mendaki karena ada virus Corona. Biasanya kami antar turis dari Eropa atau dari China, tapi kemarin tidak ada yang naik. Sepi sekali, nol," ungkap Maximus.

Editor: Atakey

Tags

Terkini

Terpopuler