Perubahan Besar Dimulai Dari Menghargai dan Melakukan Hal Kecil Secara Konsisten

- 5 Maret 2024, 15:39 WIB
Pemandangan di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.
Pemandangan di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. /Portal Papua/

 

PORTAL PAPUA  -  BIJI SESAWI. “Kata-Nya lagi: “Dengan apa hendak kita membandingkan Keraaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah.

Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya” (Markus 4:30-32)

Biji sesawi itu kecil, hanya satu millimeter saja panjangnya. Namun, ketika ditaburkan, dia akan menjadi pohon sesawi yang tingginya bisa mencapai tiga meter atau sama dengan tiga ribu milimeter. Bayangkan, dari satu millimeter mencapai tiga ribu millimeter. Perubahannya mencapai tiga ribu kali lipat.

Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari sebuah biji sesawi? Ya, dari sesuatu yang kecil itu bisa berubah menjadi sesuatu yang besar. Jangan anggap remeh hal-hal yang kecil.

Bila kita melihat hal-hal yang kecil, baiklah kita memandangnya menurut cara pandang Allah. Ada nilai-nilai Kerajaan Allah melalui semuanya itu

Kerajaan Allah diumpamakan seperti biji sesawi, kok bisa? Sekecil itukah Kerajaan Allah? Jangan salah mengerti. Ini bukan berbicara soal bangunan fisik, malainkan nilai-nilai Kerajaan yang diterapkan oleh orang-orang percaya yang hidupnya sungguh-sungguh di dalam Tuhan.

Seseorang yang hidup di dalam budaya Kerajaan Allah, perlu belajar dan menghargai halhal yang kecil. Persoalannya, manusia kadang hanya memperhatikan hal-hal yang besar, dan sering kali lupa bahwa hal-hal besar dimulai dari hal-hal kecil, atau hal-hal yang kita anggap sepele.

Yesus selalu memakai hal-hal yang sederhana untuk mengadakan mujizat yang besar; lima roti dan dua ikan, bisa memberi makan lima ribu orang dan masih sisa dua belas keranjang; air untuk pembasuhan kaki bisa berubah menjadi anggur yang sangat nikmat dalam sebuah acara perkawinan di Kana; tanah yang diaduk bersama ludah Yesus bisa mencelikkan mata Bartimeus yang buta.

Luar biasa, bukan? Itulah cara Yesus yang ditunjukkan kepada murid murid-Nya, yang mendampingi pelayanan Yesus saat itu. Yesus sedang memberi nilai, bahwa hal-hal besar selalu datang melalui hal-hal yang kecil, hal-hal sederhana, yang bahkan tidak ada di dalam perhitungan kita.

Hal-hal kecil seumpama biji sesawi agar tumbuh menjadi pohon sesawi yang tingginya bisa mencapai tiga ribu kali lipat, dimulai dengan kata ditabur.

Tidak ada sesuatu yang bisa tumbuh, bila kita tidak memulai dengan menabur. Menabur angin akan menuai badai, jadi bisa kita bayangkan bila kita menabur hal-hal yang baik, hal-hal yang benar, sekalipun kecil, tetapi itu akan bertumbuh dan menghasilkan tuaian. Apa yang kita tabur saat ini, tentunya berdampak dengan apa yang akan kita tuai di masa yang akan datang. Jangan sepelekan 'biji sesawi' yang ada di tangan atau di hidup kita. (LA)

Questions:
1. Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari perumpamaan tentang biji sesawi?
2. Bagaimana Anda menyikapi hal-hal yang kecil atau sepele di dalam kehidupan Anda sebagai orang percaya?

Values:
Seorang warga Kerajaan Allah tidak akan menganggap remeh hal-hal kecil didalam hidupnya.

Kingdom's Quotes:
Perubahan besar dimulai dari menghargai dan melakukan hal-hal kecil secara konsisten dan persisten.

“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
__ Markus 10:45

Tuhanlah yang memiliki segalanya. Namun karena kebaikan-Nya, Ia malah memilih menyerahkan diri-Nya, menjalin hubungan dengan siapa pun yang berpaling kepada-Nya. Yesus “datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani”. Ketika kita lebih menghargai Sang Pemberi daripada pemberian dan melayani Dia dengan pemberian itu, kita diberkati untuk bergembira di dalam Dia selamanya.

Apa anugerah Tuhan yang kamu syukuri? Bagaimana Anda bisa melayani Dia dengan itu?.***

Editor: Eveerth Joumilena

Sumber: rockministry.org


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah