PORTAL PAPUA - ALLAH KOTA PERLINDUNGANKU. “Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan. Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepadaMu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN.” (Mazmur 9:9-10)
Firman Tuhan yang kita baca saat ini adalah sebuah deklarasi Daud mengenai pribadi Allah sebagai Allah yang melindungi. Daud adalah seorang yang pemberani, tetapi dalam segala keberaniannya pun Daud juga kerap merasa takut, tidak berdaya dan membuatnya harus lari dan bersembunyi. Bagi seorang warrior bahkan pemimpin 400 orang, tindakan bersembunyi kerap merupakan sebuah hal yang memalukan dan merendahkan.
Namun, alih-alih hanya meratapi kondisinya dan fokus pada reputasinya, Daud justru melihat kasih setia Allah yang menjadi perlindungan bagi dirinya saat ia mengalami titik kritis dalam dirinya. Daud mengenal Allah bukan hanya sebagai Allah yang memberi kekuatan, kemenangan, kejayaan tetapi juga yang selalu menyertai bahkan dalam saat ketidakberdayaan, tempat persembunyian yang aman dari sebuah ancaman bahaya.
Mazmur 37:39-40, “TUHAN menolong mereka dan meluputkan mereka, Ia meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik dan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.”
Sifat Allah sebagai tempat perlindungan telah digambarkan sejak perjanjian lama pada zaman Musa dan Yosua melalui konsep Kota Perlindungan (Yos 20:7-9) dan Bil 35:15, 28. Di mana Allah berinisiatif menawarkan perlindungan bagi mereka yang berdosa/membunuh dengan tidak sengaja, mereka bisa lari ke dalam 6 kota perlindungan yang dipilih sendiri oleh Allah, dan tidak bisa dituntut oleh Blood Avenger atau penuntut darah, bahkan tetap dipelihara selama sang imam besar masih hidup
Pada kondisi relevan saat ini, marilah kita belajar untuk tidak mudah menghakimi orang apa pun perilaku mereka, jika kita sadar bahwa kita sebenarnya juga adalah ”pembunuh”.
Saat Yesus diputuskan untuk mati di kayu salib dan orang Yahudi yang juga representasi kita berkata biarlah darahnya ditanggungkan atas kami, artinya sebenarnya kita menjadi bagian dari pendosa yang layak dihukum.
Namun, di kayu salib Yesus berdoa sebagai Imam Besar dan menempatkan kita dalam doa-Nya menjadikan kita pribadi yang tidak layak dihukum, dan menempatkan kita seperti ada dalam kota perlindungan, dan Yesus-lah yang menjadi kota perlindungan sekaligus Imam Besar yang membela kita.