Renungan Kristen di Kitab Kejadian, Kisah Yusuf Bersama Saudara - Saudaranya

- 13 Oktober 2023, 19:09 WIB
Yesus memeluk anak-anak (istimewa)
Yesus memeluk anak-anak (istimewa) /Felix Tendeken/
PORTAL PAPUA - Yusuf dan Saudara-saudaranya. Kisah Yusuf berasal dari Kitab Kejadian, kitab pertama dalam Perjanjian Lama. Ia adalah anak lelaki Yakub, yang pada akhirnya Allah menamainya Israel. Kehidupan Yusuf dipenuhi dengan penderitaan.
 
Saudara-saudaranya menjualnya sebagai budak pada usia 17, ia difitnah atas pelecehan seksual, dan dipenjara selama kira-kira satu dekade. Namun, pada akhirnya Yusuf diingat karena kemampuannya untuk mengartikan mimpi dan ia pun dipanggil untuk melayani Firaun, raja Mesir (Kejadian 39-41).
 
Bencana kelaparan yang diperkirakan Yusuf pun dimulai, dan saudara-saudaranya tiba di Mesir untuk mendapatkan gandum. Ayah mereka mengirim mereka untuk membeli gandum, namun mereka tidak tahu bahwa orang yang menjual gandum adalah saudara yang mereka jual sebagai budak—Yusuf. Rentetan peristiwa berlangsung di antara Yusuf dan saudara-saudaranya sebelum ia mengungkapkan identitasnya kepada mereka.
 
Sementara ada begitu banyak hal yang kita dapat pelajari dari kisah yang berlangsung selama lebih dari 20 tahun ini, ada dua hal yang harus kita perhatikan dan renungkan untuk diterapkan di dalam hidup kita:
 
Yusuf Bertumbuh Di mana Ia Berada
 
Jika Anda membaca seluruh perjalanan hidup Yusuf yang terbentang dari Kejadian 37 sampai Kejadian 50, Anda akan melihat seorang pria yang sukses dan bertumbuh di mana pun ia berada. Ketika ia melayani Potifar, ia disukai olehnya. Ketika ia berada di dalam penjara, ia dipercaya oleh sang kepala penjara. Dan ketika ia pada akhirnya dibebaskan setelah mengartikan mimpi Firaun, ia diberi kuasa atas seluruh kerajaan, tepat di bawah sang raja. Yusuf bertumbuh dan berhasil di mana pun dia berada.
 
Dia tidak menunggu untuk memimpin pada usia 30, begitu ia diberi kuasa oleh Firaun. Ia memimpin dengan baik dan terhormat bahkan dalam keadaan terbelenggu. Dan ia pada akhirnya memimpin dengan penuh kuasa dan hikmat yang menjaga umat manusia melewati masa kelaparan selama tujuh tahun.
 
Yusuf Melihat Gambaran Besar
 
Allah memakai segala penderitaan yang Yusuf alami untuk membawa seorang pria yang teraniaya berkuasa lagi dan lagi. Namun, sekalipun ia berkenan di hadapan Allah dan manusia, kita dapat beranggapan bahwa pasti ada kesedihan yang mendalam ketika dikhianati oleh saudara-saudaranya dan dipisahkan dari segala yang pernah ia kenal.
 
Melalui itu semua, kita melihat bahwa Yusuf melihat suatu gambaran yang berbeda daripada yang bersifat sementara.
 
Ia sanggup, oleh kasih karunia dan hikmat Allah, menyambung setiap potongan teka-teki kehidupannya menjadi utuh dan melihat bagaimana Allah mengijinkan segalanya itu untuk mencegah manusia menderita kelaparan di musim kelaparan.
 
Ia tidak menuntut balas dari saudara-saudaranya karena ia percaya bahwa Allah yang melakukannya. Ia percaya akan gambaran besar yang Allah pegang yang memakai dirinya untuk mengubah dunia.
Tak peduli di mana pun kita berada atau apapun situasi kita, mari kita memilih untuk bertumbuh di mana pun kita berada. Mari kenali bahwa ada suatu sudut pandang yang lebih besar yang tidak selalu kita lihat. Dan marilah kita terima sepenuhnya dan percaya kepada Allah kita saat Dia membimbing, mengarahkan, dan mengatur rancangan-Nya dalam hidup kita dan bagi umat manusia.
Hikmat dari kisah-kasih perjanjian lama.***

Editor: Eveerth Joumilena

Sumber: Renungan Kristen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x