PT Freeport Indonesia Giat Memberdayakan Masyarakat Amungme dan Kamoro dan Lima Suku Kerabat

- 12 Februari 2024, 23:55 WIB
Tina Komangal asal Suku Amungme (kedua kanan) bersama Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas, Vivi Yulaswati (kiri) di area endapan tailing, Pusat Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati PT Freeport Indonesia,
Tina Komangal asal Suku Amungme (kedua kanan) bersama Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas, Vivi Yulaswati (kiri) di area endapan tailing, Pusat Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati PT Freeport Indonesia, /ptfi/

PORTAL PAPUA  -  Direktur & EVP Sustainable Development & Community Relations PTFI, Claus Wamafma mengatakan dalam menjalankan usaha pertambangan, PTFI memperhatikan pengembangan masyarakat Amungme, Kamoro dan 5 suku kerabat serta masyarakat Papua lainya.

 

“Masyarakat di sekitar area pertambangan adalah prioritas. Berbagai upaya terus kami lakukan untuk memastikan mereka dapat terus bertumbuh bersama PTFI, membangun ekonominya, meningkatkan kualitas hidupnya,” kata Claus Wamafma.

 

Dalam menjalankan bisnis, lanjut Claus, PTFI berkomitmen mewujudkan praktik pertambangan yang baik, menjalankan investasi sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.

 

“PTFI juga melakukan program-program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat asli Amungme dan Kamoro serta lima suku kerabat yaitu Dani, Damal, Mee, Moni dan Nduga dengan pola kemitraan dengan berbagai pihak, baik pemerintah daerah, lembaga adat, yayasan, dan lainnya,” katanya.

Tina Komangal, perempuan Suku Amungme, asal Kampung Waa Banti, Distrik Tembagapura, Mimika, sejak 2012 bekerja sebagai kontraktor di PT Freeport Indonesia (PTFI). Ia bersama delapan karyawannya mengelola pertanian dan penghijauan di area Pusat Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati PTFI.
Tina Komangal, perempuan Suku Amungme, asal Kampung Waa Banti, Distrik Tembagapura, Mimika, sejak 2012 bekerja sebagai kontraktor di PT Freeport Indonesia (PTFI). Ia bersama delapan karyawannya mengelola pertanian dan penghijauan di area Pusat Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati PTFI.

Sementara itu, Perempuan asal Kampung Waa Banti, Distrik Tembagapura, Mimika, ini tengah memeriksa tanaman cabe yang terhampar di kawasan MP-21, yakni Pusat Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati yang dikelola PT Freeport Indonesia (PTFI).

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x