Isu AFU Bukan Putra Asli Papua Hanya Hoax Lawan Politik di Pilgub 2024

10 April 2024, 07:04 WIB
Abdul Faris Umlati, Bupati Kabupaten Raja Ampat(Kiri) /Rafael F/

PORTAL PAPUA - Menuju pemilihan Gubernur Papua Barat Daya, terdapat berbagai fenomena politik yang mulai terasa di kalangan masyarakat. 

Baca Juga: Jemaah Diminta Pilih PPIU Berizin, Kemenag Ingatkan kembali 5 Pasti Umrah

Diketahui, adanya berbagai perang opini mengenai keaslian sebagai Putra Asli Papua yang merujuk pada sosok Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati. 

Hal tersebut kini menjadi sebuah pertanyakan publik. 

"Karena publik ketahui bahwa Abdul Faris Umlati (AFU) bupati aktif Raja Ampat sekaligus ketua DPD Demokrat punya kans besar untuk memenangkan Pilgub Papua Barat Daya," terang Ketua Lira sekaligus Ketua BMI, Fredrik R. Yesnath pada Portal Papua, Selasa 9 April 2024.

Baca Juga: Berpisah Dari Ramadan dengan Penuh Hormat, Oleh : Muhammad Nasril

Sebagai anak muda Tambrauw, Ronald menegaskan bahwa Abdul Faris Umlati adalah orang Raja Ampat.  

Adanya isi yang menyebutkan bahwa AFU adalah orang Halmahera atau orang Tidore menurutnya hanyalah isu yang dikonstruksi oleh aktor politik lain, dan oleh karena itu dianggap para lawan politik saat ini tidak sportif dalam berpolitik yang sehat. 

"Karna wawasan kita tidak utuh, memahami kepulauan raja Ampat berasal dari suku-suku hibrid Maya, Matbat, Moi, Biak, Melanesia Penyangga (Gag dan Gebe), Karna AFU anak raja Ampat tentu dan pasti dia bagian dari pada Entitas Melanesia. kita paham bahwa raja Ampat ada titik perjumpaan entitas Melanesia baik di Papua dan Maluku,"ungkapnya.

Baca Juga: Penuhi Kriteria MABIMS, Hilal 1 Syawal 1445 H Diprediksi Dapat Dilihat

Dikatakannya, jika ada kandidat tertentu yang memaikan isu terkait AFU bukan orang Asli Papua dan tidak dapat rekomendasi dari MRP, maka sesungguhnya dipertanyakan wawasan sejarah kedatangan bangsa Melanesia dan baginya ada frustasi menjelang Pilgub. 

"Kami sebagai anak muda Papua berharap bahwa MRP tetap jalan pada mekanisme objektif lembaga, tanpa mengucilkan dan mendiskriminasi sub-suku terkecil di atas tanah ini. Dan kami percayakan MRP objektif dan bijaksana melihat itu," tegasnya. 

Dikatakan, dunia demokrasi menjadi sistem terbaik untuk mencari pemimpin di Papua Barat Daya, oleh sebab itu diharuskan setiap lawan politik untuk memiliki pengetahuan yang jernih dalam menyumbang gagasan dan pikiran untuk kemajuan provinsi paling muda di Indonesia ini. 

Baca Juga: Penuhi Kriteria MABIMS, Hilal 1 Syawal 1445 H Diprediksi Dapat Dilihat

"Kami telah melaporkan isu-isu terkait Identitas ke AFU bukan orang Asli Papua (OAP), Dia (AFU) menyampaikan bahwa Dia fokus di bulan ramadhan. Ia juga mengatakan akan memulai jalan dan konsolidasi politik setelah Idul Fitri, dengan harapan kepemimpinan kolaboratif dan harmoni untuk semua terjadi di bumi Papua, "pungkasnya.***

Editor: Rafael Fautngiljanan

Tags

Terkini

Terpopuler