PORTAL PAPUA-Pada seminar virtual yang digelar hari ini Selasa (30/3), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menjelaskan kelompok jaringan Jemaah Asharut Daulah (JAD) lebih ekstrim ketimbang Jemaah Astarut Tauhid (JAT) pemimpinan Abu Bakar Baasyir. sebab, (JAD) beranggapan, seluruh pihak yang bersebangan dengan mereka kafir.
Baca Juga: Anda Insomnia? Ini Cara Cepat Tidur yang Mudah dan Praktis
Pada kesempatan itu Said juga mengaku mendapatkan informasi bahwa ada 6.000 terduga teroris di Indonesia yang belum tertangkap. Ia menduga ribuan terduga teroris itu bagian dari jaringan Jamaah Asharut Daulah (JAD).
"Konon masih ada 6.000 teroris yang belum ketangkap. Saya yakin ini merupakan jaringan dari Filipina Selatan, kemudian Poso, kemudian ke mana-mana. Ini jaringan JAD," kata Said.
Baca Juga: Pasutri Terduga Teroris di Tulungagung Baru Saja Ditangkap Densus 88
JAT Abu Bakar Baasyir itu yang disasar nonmuslim, gereja, nonmuslim yang harus dihabisin. Kalau JAD, kita semua halal darahnya," ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Said juga menyesalkan peristiwa bom bunuh diri di depan Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3). Menurut dia, insiden itu menambah beban masyarakat di tengah pandemi virus corona yang sedang melanda Indonesia.
Baca Juga: Tiga Perempuan Terduga Teroris Ditangkap Polisi
Menurutnya, insiden itu membuktikan bahwa saat ini bahaya laten terorisme masih mengancam Indonesia. Bahkan, Said menyebut bahaya terorisme lebih mengancam dibanding bahaya laten paham komunisme.