Indonesia dan Jerman Sepakati Kerja Sama Infrastruktur Hijau, 4 Provinsi Jadi Prioritas

- 11 Maret 2021, 18:21 WIB
Sejumlah kendaraan melintasi sambungan 2 sisi jembatan (expansion joint) tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) II elevated Bekasi, Jawa Barat.
Sejumlah kendaraan melintasi sambungan 2 sisi jembatan (expansion joint) tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) II elevated Bekasi, Jawa Barat. /ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Contoh proyek infrastruktur hijau

Salah satu contoh konkret proyek infrastruktur hijau ini adalah rencana untuk menangani air limbah di sungai Citarum. "Dari Jawa Barat misalnya, program Citarum Harum baru menangani solid waste-nya padahal permasalahan di sana adalah air limbahnya. Dari provinsi lain juga sudah ada beberapa proposal yang diidentifikasi terkait potensi green infrastructure initiative ini,” papar Nani. Selain Jawa Barat, Bali juga sudah mengusulkan proposal terkait percepatan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

Baca Juga: Sejumlah Kabupaten di Provinsi Papua Kekurangan Tenaga Dokter

Saat ini kerja sama dengan GIZ dan KfW telah mengerucut pada proyek energi limbah di Cirebon, Bekasi, dan Bogor bernama Emission Reduction in Cities (EriC). Adapun proyek lain yang juga berpeluang masuk skema GII yakni transportasi Bandung Raya, perpaduan transportasi dalam kota dengan KA Cepat Bandung – Jakarta di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung.

Nani menyebut pihaknya telah menerima puluhan proposal potensial dari keempat provinsi yang terpilih, namun tidak semua proyek akan dijalankan melalui program ini. "Dibatasi ya. Ada puluhan proposal yang nantinya akan di-review steering commitee, di mana Bappenas juga harus melihat apakah potensi yang dimiliki daerah in line dengan program mereka (Jerman),” jelas Nani.

Proyek GII mulai berjalan tahun 2023

Baca Juga: Sebelum Adanya Garam Modern, Suku-suku di Papua Sudah Mengenal Garam dari Kolam Air Asin

Inisitiatif proyek infrastruktur hijau Indonesia-Jerman merupakan bentuk sinkronisasi antara tantangan pengembangan wilayah perkotaaan dan komitmen untuk mengatasi masalah lingkungan.

"Dalam kapasitas sebagai Menko Maritim dan Investasi, saya ingin meyakinkan semua pihak yang hadir saat ini, inisiatif ini akan mencapai sasarannya. Keinginan kita untuk melakukan perbaikan lingkungan, pengurangan emisi karbon, dan peyediaan fasilitas layanan yang lebih baik bagi masyarakat sudah tampak titik terangnya. Dalam waktu ke depan kita akan bisa saksikan bersama sungai-sungai yang lebih bersih, sampah laut berkurang, akses air bersih yang lebih luas bagi masyarakat, serta sarana transportasi publik yang lebih efektif dan lebih baik”, tegas Menko Luhut pada saat acara kick off steering committee yang dilakukan secara virtual pada Kamis (04/03).

Baca Juga: Ini Alasan Tetua Adat dan Kepala Suku Biak Papua Tolak Pembangunan Landasan Roket SpaceX

Sejumlah tahapan harus dilalui sebelum proyek GII dilakukan. Nani menyebut pada dasarnya Kemenko Marves ingin kerja sama ini segera diimplementasikan namun kendali ada di tangan pihak Jerman.

"Biasanya proses seperti ini memakan waktu hingga dua tahun, jadi diperkirakan 2023 proyek ini bisa dijalankan,” ujar Nani.

Halaman:

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x