PORTAL PAPUA- Telah berpulang Bu Ni Luh Putu Sugianitri Polwan Ajudan Terakhir Bung Karno 1965-1967. Begitu bunyi pesan dari grup-grup WhatsApp. Tentang sosok perempuan yang setia menemani Bung Karno ini banyak yang tak mengetahuinya betapa besar jasanya ikut menyelamatkan beberapa momentum penting dalam hidup Bung Karno.
Baca Juga: ODGJ di Manokwari Nekad Panjat Tiang Listrik Bertegangan Tinggi
Ia menjadi satu sosok ajudan yang setia menemani masa-masa sang Bung sebagai tahanan rumah. Bu Nitri demikian sapaannya adalah saksi seorang diri menyaksikan hari-hari terakhir Bung Karno. Mulai dari sang Proklamator itu dilarang menerima tamu dan tidak diizinkan bicara dengan orang lain selain sang ajudan.
"Mengapa Bapak mau menyerahkan kekuasaan?" Demikian tanya Bu Nitri suatu ketika kepada Bung Karno.
Baca Juga: 393.600 Dosis Vaksin AstraZeneca Disita di Italia
Bung Karno menjawab," Kamu bodoh! Kamu tidak tahu politik. Kamu tidak tahu apa-apa. Jangankan aku tidak serah terima segala yang sudah diatur. Lebih baik kumati kurobek diriku sendiri dari pada negaraku hancur !"
Sebagai Polwan terakhir yang mengawalsampai saat-saat Bung Karno mulai sakit sakitan, ia juga setia meminjamkan uang hanya untuk membeli buah-buahan untuk Presiden Pertama RI itu.
Baca Juga: IPW Desak Kapolri Tidak Ijinkan Pelaksaan Piala Menpora
Kenangan terakhir bersama Sang Proklamator ialah saat ia diajak berfoto bersama Bung Karno, selepas acara pergantian jabatan oleh Presiden Soeharto.
“Saya awalnya bertanya kepada bapak, buat apa foto pak? Bapak kemudian menjawab, lo.. kog buat apa ? Aku kan besok sudah tidak pakai pakaian ini ( pakaian khas kebesaran presiden Soekarno,). Jadi, untung juga ada foto itu yang sampai sekarang masih ada, yang sebenarnya foto lainnya bersama Bapak sebelumnya banyak, tapi aku tidak pernah menyimpannya. Jadi untung ya, Bapak mengajak berfoto itu, “ papar Sugianitri.
Baca Juga: Dugaan Korupsi Dana Otsus Rp 1,8 Triliun Dianggap Mendistorsi Kewenangan Adat
Bu Nitri pada akhirnya memilih berhenti sebagai polwan karena akan dijadikan pengawal Ibu Tien, setelah Bung Karno terusir dari isstana.
Untuk menghilangkan jejaknya, ia kabur dari kepolisian dan menikah dengan teman Guntur Soekarno, tinggal di Sukabumi. Tetapi kemudian bercerai dan akhirnya pulang ke Bali. Hari ini sang ajudan yang setia pada Soekarno itu berpulang karena sakit kanker yang dideritanya.