Antisipasi Harga Bibit Tanaman Tidak Rasional Tahun 2021, PPBPTI Patenkan Harga Resmi

13 Februari 2021, 18:58 WIB
Ilustrasi bibit tanaman perkebunan. /PIXABAY/jag2020

PORTAL PAPUA - Didasarkan harga pasar, ongkos produksi dan manfaat, Perkumpulan Penangkar Benih Perkebunan dan Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBPTI) merilis harga bibit tanaman perkebunan 2021.

Penentuan harga tersebut dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk menentukan bibit yang ditawarkan secara tidak rasional yang berpengaruh pada mutu benih.

Selain itu, dengan adanya penentuan harga ini, konsumen benih tidak dibingungkan dengan harga benih yang terkadang ada yang mahal, namun ada pula yang murah.

Baca Juga: NBA: Kalahkan Bucks, Jazz Raih Rekor Menang Enam Kali Berturut-Turut

Itu artinya, harga bibit tanaman perkebunan yang telah ditentukan oleh PPBPTI dapat memberi kepastian bagi konsumen dan memastikan penangkar menjual dengan harga yang wajar.

"Harga ini sekaligus menjadi acuan untuk menentukan bibit yang ditawarkan secara tidak rasional, apakah terlalu mahal atau terlalu murah sehingga beresiko pada mutu benih yang tidak layak," kata Ketua PPBPTI Badaruddin Sabang Puang di Jakarta, Sabtu, seperti dilansir ANTARA.

Menurut Badaruddin, harga yang ditetapkan itu sudah dipertimbangankan agar masih terjangkau konsumen.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Masyarakat Kritik Pemerintah, Anggota DPR Fraksi PKS: Bisa Jadi Bumerang

Di sisi lain, penangkar juga bisa mendapatkan keuntungan untuk kemudian direinvestasi untuk peningkatan kapasitas.

"Banyak dari harga rilis ini angka yang sama dari harga beberapa tahun sebelumnya, sementara harga-harga produk lain sudah meningkat beberapa kali dampak dari inflasi," kata Badaruddin melalui keterangan tertulis.

Berdasarkan ketetapan PPBPTI harga sejumlah benih perkebunan untuk 2021 di luar ongkos kirim:

Baca Juga: Petinggi Premier League, EFL, dan FA Surati Facebook dan Twitter Terkait Penggunanya yang Rasial

  1. Bibit kopi arabika, Rp6.500/batang siap salur, sementara kopi robusta Rp8.500/batang.
  2. Bibit kakao jenis hibrida Rp6.000/batang dan bibit kakao sambungan Rp8.500/batang yang merupakan koreksi dari harga di tahun sebelumnya.
  3. Karet di harga Rp8.500 per batang.
  4. Kelapa dalam unggul nasional dalam polibeg Rp35.000/batang.
  5. Lada Rp8.500/batang.
  6. Pala Rp13.000/batang.
  7. Bibit tebu dipasarkan dengan harga Rp. 300/mata.
  8. Kelapa sawit di harga Rp. 40.000/batang.

Baca Juga: Operasikan Tol Laut Depapre, Pemprov Papua Distribusikan 2.200 Ton Beras Jelang PON Papua

Harga benih-benih tanaman tersebut sudah merupakan harga final yang telah ditentukan langsung oleh PPBPTI yang tidak bisa diubah oleh produsen seturut kemauannya di pasar.

Penerapan standarisasi pembibitan di tingkat anggota dan penangkar puntelah dilakukan PPBPTI agar pembibitan sesuai dengan SOP yang sama sesuai dengan pedoman produksi benih yang diterbitkan oleh pemerintah.

Di samping itu, produsen benih, juga akan diwajibkan untuk memiliki sertifikasi kompetensi dan mengembangkan sistem penelusuran sehingga konsumen dapat memperoleh benih dengan standar yang sama dari Aceh hingga Papua.

Baca Juga: Sejarah Panjang di Balik Pembangunan Tugu Injil Ferdinan Momot di Sorong Selatan

Dengan begitu, penangkar memilih keahlian yang memadai, dan menerapkan metoda pembibitan dengan acuan yang sama.

"Untuk tahun ini kami mau mencoba mengimplementasikan pada pembibitan kelapa sawit," ujar Badaruddin.

Sekretaris Dewan Pembina Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI) Hindarwati Sudjatmiko menyatakan perlu adanya transparansi harga bibit tanaman perkebunan.

Baca Juga: 10 Kumpulan Ucapan Valentine Day Terpopuler, Cocok untuk Sampaikan Kasih Sayang ke Pasangan

Seperti halnya perusahaan yang menghasilkan produk olahan umumnya merilis harga segara terbuka.

Hal ini tentu membuat masyarakat dapat mengakses dengan mudah dan mengetahui berapa harga yang wajar harus dikeluarkan untuk mendapatkan bibit yang bermutu.

"Sekiranya harga itu terlalu mahal maka konsumen juga akan yang mengkoreksi dengan membatasi pembelian, sehingga pengusaha dipaksa melakukan penyesuaian dengan meningkatkan efisiensi," ujar Hindarwati.

Baca Juga: Angkat Fenomena Bullying, Serial Orisinal “7 Hari Sebelum 17 Tahun” Siap Tayang di Momen Valentine Day

Dengan penepatan harga benih ini, dipastikan harga benih bakal stabil di pasaran dan tidak akan mengalami kenaikan ataupun penurunan yang tak terkontrol.*** (Elvis Romario)

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler