Keunikan Situs Megalitik Tutari Terkenal Sakral di Papua, Tak Jauh dari Bandara Sentani

- 7 Juli 2022, 23:00 WIB
Peninggalan megalitik di Situs Tutari setidaknya dibagi menjadi enam sektor. Sektor pertama berupa batu berlukis (rock art) di mana terdapat 147 karya lukis di atas 115 bongkahan batu menggunakan teknik gores. Ada yang dilukis tunggal atau terdiri dari 2-5 lukisan dalam satu bongkahan batu.
Peninggalan megalitik di Situs Tutari setidaknya dibagi menjadi enam sektor. Sektor pertama berupa batu berlukis (rock art) di mana terdapat 147 karya lukis di atas 115 bongkahan batu menggunakan teknik gores. Ada yang dilukis tunggal atau terdiri dari 2-5 lukisan dalam satu bongkahan batu. /jayapurakab.go.id/

PORTAL PAPUA - Papua punya situs megalitik yang sakral, namanya Situs Megalitik Tutari. Situs ini terletak di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura.

Untuk menjangkau tempat tersebut dari arah Bandara Sentani, dapat dicapai hanya perlu 15 menit dengan mobil.

Baca Juga: Mengenal Megalitik Tutari Situs Peradaban Papua

Situs ini mudah dijangkau karena berada di kawasan Bukit Tutari, tepi Danau Sentani bagian barat. Dengan latar belakang Danau Sentani, situs ini sangat instagrammable.

Seluruh permukaan Bukit Tutari dipenuhi bongkahan-bongkahan batu berwarna hitam. Sebagian batu-batu ini terdapat lukisan di permukaannya.

 

Lukisan ini merupakan peninggalan Suku Tutari pada masa prasejarah. Dibuatnya dengan cara menggores. Suku Tutari sendiri dianggap sudah punah. Motif yang digoreskan yaitu flora dan fauna Danau Sentani, manusia, benda budaya dan geometris.

Di puncak Bukit Tutari terdapat batu tegak atau menhir. Menhir berada di ketinggian 300 meter di atas permukaan laut.

Baca Juga: Resmi, Gubernur Papua Izinkan Persipura Gunakan Salah Satu Stadion Terbaik di Asia Tenggara Sebagai Home -Base

Menhir itu berjumlah 110 buah. Puncak Bukit Tutari ini dipercaya sebagai tempat yang paling sakral, tempat bersemayamnya roh nenek moyang.

Ada kisah unik di puncak bukit ini. Pada tahun 1990-an, ada yang mengambil satu batu menhir dan dibawa ke Jakarta. Sampai di Jakarta, menhir ini tiba-tiba hilang, kemudian dicari tidak ketemu.

Setelah dilacak ke Jayapura, ternyata menhir ini sudah kembali ke tempat semula di puncak Bukit Tutari. Menhir yang tiba-tiba kembali ini kemudian oleh masyarakat Kampung Doyo Lama dianggap sebagai spesial.

Baca Juga: Layani Kesehatan Daerah Terisolir, Bupati Keerom, Piter Gusbager Lepas 16 Relawan Kesehatan

Ada kepercayaan yang berkembang di sana, bagi siapa saja yang mampu mengangkat menhir ini dan terasa ringan maka keinginannya terkabul. Jika tidak maka sebaliknya. (Hari Suroto, Arkeolog Balai Arkeologi Papua)

Editor: Fransisca Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah