Mengenal Islam di Fakfak, Papua Barat Tetap Memandang Semua Keyakinan dalam satu Rumpun Kerabat

- 4 Mei 2021, 11:04 WIB
Gambar Masjid.
Gambar Masjid. /Pixabay/Pexels/Pixabay

PORTAL PAPUA-Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki toleransi yang tinggi. Berbeda-beda tetapi tetap satu, beda tetapi tetap bersaudara. Nilai toleransi ini dapat dijumpai dalam budaya suku-suku dari Sabang hingga Merauke. Salah satunya adalah nilai toleransi ala satu tungku tiga batu di Fakfak, Papua Barat.

Baca Juga: KKB Bakar Sejumlah Fasilitas Gedung Sekolah Dasar di Distrik Ilaga Utara Papua

"Terdapat tiga agama di Fakfak, yaitu Islam, Katolik, dan Kristen Protestan. Ketiga agama ini dianggap sebagai agama keluarga di Fakfak, sehingga muncul semboyan untuk mempererat harmonisasi antar sesama dan nama yang terkenal yaitu “Satu Tungku Tiga Batu, Satu Hati Satu Saudara,”ujar Hari Suroto, Arkeolog di Balai Arkeologi Papua.

Kemajemukan masyarakat Fakfak, tetap memandang dirinya berasal dari satu rumpun kerabat, satu leluhur jauh sebelum ketiga agama tersebut berkembang di Fakfak. Hal yang lazim dijumpai di Fakfak adalah dalam suatu keluarga, terbagi ke dalam tiga agama berbeda.

Baca Juga: Polisi Sebut KKB Bakar 5 Ruang Kelas dan Lubangi 3 Jalan pada Senin

Ia melanjutkan, Masjid Patimburak di Kampung Patimburak, Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, merupakan bukti toleransi beragama masyarakat setempat. Masjid Patimburak dibangun oleh Raja Pertuanan Wertuar pada 1870. Arsitektur masjid ini sangat unik karena ada perpaduan bentuk masjid dan gereja.

"Jika dilihat dari kejauhan, masjid tersebut terlihat seperti gereja. Kubahnya mirip arsitektur gereja-gereja di Eropa. Masjid Patimburak merupakan wujud dari nilai ‘satu tungku tiga batu’. Masjid Patimburak dibangun secara gotong royong oleh warga Pertuanan Wertuar baik yang memeluk agama Islam maupun Kristen Protestan atau Katolik," kata Hari Suroto.

Baca Juga: Mengenal Toleransi di Fakfak dari Filosofi Satu Tungku Tiga Batu

Pada 1870, Islam, Kristen Protestan, Katolik sudah menjadi tiga agama yang hidup berdampingan di Pertuanan Wertuar. Satu tungku tiga batu mengandung arti ‘tiga posisi penting’ dalam keberagaman dan kekerabatan etnis di Fakfak. Satu tungku tiga batu artinya tungku tersusun atas tiga batu berukuran sama. Ketiga batu ini, diletakkan dalam satu lingkaran dengan jarak satu sama dengan lainnya sehingga posisi ketiganya seimbang untuk menopang periuk tanah liat.

Halaman:

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x