Mengenal Toleransi di Fakfak dari Filosofi Satu Tungku Tiga Batu

- 4 Mei 2021, 09:55 WIB
Foto Satu batu tiga tungku di Fakfak
Foto Satu batu tiga tungku di Fakfak /

PORTAL PAPUA-Dalam budayanya, masyarakat Fakfak, Papua Barat sangat toleran, hal ini tercermin dari filosofi satu tungku tiga batu. Posisi masing-masing batu teratur, untuk menopang sebuah periuk tanah liat. Sehingga jika salah satu batu berubah posisi atau hilang maka tidak bisa digunakan untuk memasak.

Baca Juga: Mengenal Batu Mawi di Kabupaten Teluk Wondama yang Dipercayai Sebagai Batu Menjawab Semua Doa

Arti filosofi tungku tiga batu ini adalah masyarakat Fakfak sangat toleran terhadap perbedaan. Dalam satu keluarga besar, biasanya anggota keluarga berbeda agama, tetapi mereka tidak pernah konflik,sekilas penjelasan awal Hari Suroto, Arkeolog dari Balai Aerkologi Papua.

Ia melanjutkan, sejak zaman dahulu, masyarakat Fakfak terbuka dengan masyarakat baru yang datang dari luar. Masyarakat Fakfak sangat menghormati dan menghargai orang lain. Berbagai persoalan akan diselesaikan secara adat melalui mekanisme musyawarah adat.

Baca Juga: Suka Duka Proses Pembuatan Noken Anggrek Emas di Nabire

“Pada abad ke-17, pedagang muslim dari Bugis, Makassar, Ternate, Tidore sudah datang di Fakfak, mereka berdagang serta berdakwah.. Bahkan pada abad ke-18, pedagang Tionghoa dan pedagang Arab juga datang ke wilayah ini. Selain berdagang, pedagang Tionghoa dan Arab ini juga membuat pemukiman,” katanya.

Baca Juga: KKB Ancam Musnahkan Orang Jawa di Papua, Polri: Tidak Perlu Khawatir

Katanya lagi, Masjid Patimburak di Kampung Patimburak, Distrik Kokas, juga mencerminkan filosofi satu tungku tiga batu, masjid ini dibangun pada tahun 1800-an secara gotong royong antara keluarga muslim dibantu oleh keluarga Katolik dan keluarga Kristen Protestan.

“Filosofi satu tungku tiga batu merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat Fakfak. Filosofi ini perlu digali kembali dan perlu diajarkan di sekolah-sekolah. Filosofi Satu Tungku Tiga batu dapat digunakan sebagai bentuk pendidikan literasi digital guna menangkal berkembangnya hoaks,” bebernya.

Halaman:

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x