Network
PORTAL PAPUA- YP2KP Papua dan enam Provinsi pemekaran di tanah Papua lakukan Orientasi (pengenalan atau adaptasi) pengelolaan gizi buruk diberikan kepada staf program Gizi Dinas Kesehatan dan penangung jawab KIA, terdiri dari dokter, bidan, perawat dan ahli gizi Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) untuk pencegahan balita gizi buruk, agar PGBT mampu melakukan tata laksana gizi buruk balita sesuai protokol kesehatan dengan layanan rawat jalan. UNICEF mendukung pemerintah daerah dengan menyelenggarakan orientasi Penanggung Jawab Program Pengelolaan Gizi Buruk tingkat Provinsi di tanah Papua, (5/7) Horizon Hotel Abepura.
Staf Kesga dan Gizi Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Ellen Kipuw, SKM, M.Kes, M.Si. Menjelaskan kegiatan ini membantu PGBT mencegah, mengatasi gizi buruk termasuk di daerah pelosok Papua, karena perawatan pada anak gizi buruk memiliki proses panjang.
“Mitra kita akan membantu menjangkau daerah yang sulit, kegiatan ini menolong temuan-teman yang nanti di siapkan menjadi fasilitator perpanjangan tangan untuk penanganan gizi buruk di kabupatennya, agar anak gizi buruk ini segera di temukan dan di cegah, jangan sampai di rawat karena prosesnya lebih panjang lagi, kalau bisa di rawat jalan dan konseling serta makanan pendamping ASI, PGBT melalui kegiatan ini kapasitasnya di kuatkan, sehingga mereka bisa lanjutkan di wilayah kerja mereka, apalagi di Papua dan Papua barat masih tinggi angka westing atau gizi buruk otomatis butuh dukungan, angaran,”Katanya.
UNICEF Nutrition Officer Unicef Perwakilan Papua dan Papua Barat, Dwi Kristanto, menjelaskan salah satu penyebab Stunting adalah gizi buruk, PGBT di persiapkan mandiri dalam melakukan pendampingan gizi di tanah Papua.
“Menjawab kebutuhan Papua saat ini, menjadi enam Provinsi, kalau bicara stunting tiga dari sepuluh anak wilayah Papua mengalami masalah Stunting, salah satu yang mempengaruhi stunting adalah gizi buruk mengalami kenaikan, kita terus mendukung penguatan sistem, Provinsi baru ini kedepannya PGBT mampu melakukan perencanaan, penguatan sistem secara mandiri, kedepannya akan mendampingi kabupaten untuk mengatasi masalah gizi,”Tutupnya.(Fransisca)
