Penerbangan Perintis di Pedalaman Papua Pegunungan Memiliki Tingkat Kesulitan yang Tinggi

- 14 April 2024, 18:29 WIB
Lapangan terbang Doufo, Kabupaten Puncak.
Lapangan terbang Doufo, Kabupaten Puncak. /Diskominfo Kabupaten Puncak.
 
PORTAL PAPUA  - Hingga saat ini, bandara di Kabupaten Puncak dianggap sebagai lapangan terbang tertinggi di Indonesia, berada di kawasan pegunungan Papua.
 
Cuaca pegunungan Papua yang tidak bisa diprediksi, bisa berubah setiap saat. Sehingga dibutuhkan pilot berpengalaman terbang, berkemampuan khusus terutama visual, tidak hanya mengandalkan peralatan yang ada di pesawat.
 
Demikian disampaikan Hari Suroto, seorang arkeolog, yang sejak Januari 2022 ini menjadi peneliti Arkeologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
 
Dikatakan, bahwa terdapat bandara dan lapangan terbang (lapter) di Kabupaten Puncak, yaitu Aminggaru Ilaga, Sinak, Beoga, Doufo, Bina, Wangbe, Jila, Jita dan Agandugume. 
 
"Masing-masing lapangan terbang ini berada di ibukota distrik.
Sebagian lapangan terbang masih belum diaspal atau hanya sekedar permukaan tanah yang diperkeras," tutur Hari Suroto.
 
Hari Suroto menambahkan, bahwa Bandara Aminggaru Ilaga berada di Distrik Ilaga, ibukota Kabupaten Puncak, dengan ketinggian 2.316,48 di atas permukaan air laut. Panjang landasan pacu mencapai 600 meter lebar 18 meter. Bandara Aminggaru melayani penerbangan perintis setiap hari, dengan rute Ilaga - Wamena, Ilaga - Sentani, Ilaga - Nabire, Ilaga - Timika.
 
Hari Suroto menjelaskan, Penerbangan perintis ini berupa penerbangan komersil atau carter, menggunakan pesawat berbadan kecil serta berbaling-baling.
 
Fasilitas Bandara Aminggaru Ilaga relatif lebih baik dibandingkan lapangan terbang di beberapa distrik lainnya. Bandara Aminggaru Ilaga sudah dilengkapi jaringan listrik 24 jam berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Untuk sarana komunikasi sudah terdapat jaringan telepon seluler 4G.
 
Kabupaten Puncak juga memiliki lapangan terbang terekstrim di Indonesia yaitu lapangan terbang Doufo di Distrik Doufo.
Lapter Doufo sebagai lapangan terbang terekstrim karena landasan terbang masih berupa rumput dan tanah merah yang diperkeras.
Lapangan terbang ini dikelilingi bukit dan berada di tepi Sungai Mamberamo, sehingga membutuhkan keahlian dan kemampuan ekstra pilot saat akan mendaratkan pesawatnya.
 
"Jika salah perhitungan, pesawat akan tergelincir dan masuk dalam sungai atau jurang, Sehingga pilot harus mampu mengendalikan pesawat pada jalur terbangnya, dan ia harus bisa membaca tanda alam maupun cuaca secara visual,' ungkap Hari Suroto.
 
"Selain itu, kendala teknis lainnya yaitu hewan peliharaan milik warga yaitu anjing dan babi dibiarkan bebas berkeliaran, sehingga jika ada pesawat kecil yang akan mendarat, hewan tersebut diusir terlebih dulu,' tulis Hari Suroto, mengakhiri keterangan yang disampaikan.***
 
 

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x