Diego Maradona Tutup Usia, Ini Kata-kata Terakhirnya Sebelum Meninggal

- 26 November 2020, 06:34 WIB
Dunia sepakbola kembali berduka setelah Diego Maradona meninggal dunia akibat serangan Jantung.
Dunia sepakbola kembali berduka setelah Diego Maradona meninggal dunia akibat serangan Jantung. /fifa.com

PORTAL PAPUA – Legenda sepak bola Argentina, Diego Armando Maradona, dikabarkan meninggal dunia karena serangan jantung. Mantan pesepakbola yang terkenal karena gol “tangan Tuhan”-nya itu meninggal pada usis 60 tahun dua minggu, setelah mengalami pendarahan otak.

Sebagaimana dikutip PortalPapua.com dari The Sun pada Kamis 26 November 2020, sebelum meninggal, Sang Legenda sempat memberitahu keponakannya Johnny Esposito bahwa dia merasa tidak enak badan dan ingin berbaring.

Sementara itu, seorang perawat yang merawat Maradona di rumahnya pasca operasi pemindaian otak menelepon ambulans dan beberapa orang menanggapinya. Sayangnya, hal itu sudah terlambat, dan mantan pesepakbola itu akhirnya meninggal dunia sebelum sempat mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Baca Juga: Sejarah Vaksinasi Massal di Indonesia, Sebuah Upaya Pencegahan Penyakit

Berdasarkan tutur lisan dari keponakannya, sebelumnya Maradona diketahui bangun di pagi hari dengan kondisi wajah tampak pucat dan mengeluh kedinginan.

Dia lalu kembali ke tempat tidur usai sarapan singkat bersama keponakannya dan mengucapkan kata-kata terakhirnya: “Me siento mal” (“Saya merasa tidak baik”).

Para penanggap darurat mencoba melakukan upaya penyelamatan bagi Maradona pasca mereka tiba di rumah kontrakan Sang Legenda, tempat di mana dia pindah setelah meninggalkan rumah sakit pada 11 November lalu. Namun, tindakan itu gagal dilakukan.

Baca Juga: Terungkap, Manchester City Kembali Rancang Strategi Baru untuk Dapatkan Lionel Messi

Jaksa Penuntut yang melakukan penyelidikan atas kematian Maradona mengatakan hal itu terjadi sekitar tengah hari waktu setempat.

“Diego Armando Maradona meninggal sekitar pukul 12 siang waktu setempat,” kata Kepala Kejaksaan John Broyad, di luar San Andreas, saat jenazah Maradona dibawa ke kamar jenazah terdekat untuk diotopsi.

“Polisi forensik mulai bekerja pada pukul 4 sore. Tidak ada tanda-tanda kriminalitas atau kekerasan yang terdeteksi. Otopsi sedang dilakukan untuk menentukan tanpa keraguan penyebab kematian, tetapi kami dapat mengatakan pada tahap ini bahwa semuanya mengarah ke penyebab alami,” lanjutnya.

Baca Juga: Jamie Carragher Sebut Kane adalah Pesepakbola Paling Bijaksana di Liga Premier

Upacara pemakaman Maradona dikabarkan akan diadakan di salah satu gedung di Argentina, yang setara dengan Gedung Putih di Amerika.

Ada juga desas-desus bahwa Casa Rosada, pusat pemerintahan nasional negara yang menjadi Kantor Kepresidenan Argentina akan digunakan untuk upacara tersebut.

Sementara itu, Presiden Alberto Fernandez telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional bagi masyarakat Argentina.

Baca Juga: Fakta-fakta tentang Film Dokumenter Belushi: Menjelajahi Kehidupan dan Cinta John Belushi

Maradona, yang baru berusia 60 tahun pada tanggal 30 Oktober itu, saat masih hidup sempat mengatakan pesan yang ingin terukir di batu nisannya kelak.

Dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi 15 tahun yang lalu, dia mengungkapkan bahwa ‘menjadi tua dengan cucu-cucunya akan menjadi kematian yang damai’ baginya.

“Terima kasih telah bermain sepakbola, karena hal ini adalah olahraga yang memberi saya kebahagiaan dan kebebasan paling besar dan ini seperti menyentuh langit dengan tangan saya. Berkat bolanya. Ya, aku akan meletakkan di batu nisan: ‘Berkat bolanya’,” kata Maradona saat itu dalam wawancara bertajuk La Noche del 10.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x