Lukas Enembe, Anak Ideologis Bung Karno dan Negarawan dari Tanah Papua, Oleh Samuel Tabuni

- 31 Desember 2022, 19:09 WIB
 Samuel Tabuni, M.Si, MAJEd,    V  Founder Universitas Internasional Papua (UIP) & CEO Papua Language Institute (PLI).
Samuel Tabuni, M.Si, MAJEd, V Founder Universitas Internasional Papua (UIP) & CEO Papua Language Institute (PLI). /PLI / Portal Papua/

Lukas Enembe terus berjuang mengakhiri periode masa jabatannya sebagai Gubernur Papua dengan sukses dan paripurna. Bagi Lukas Enembe momen PON dan pembangunan proyek mercusuar di Papua adalah sebuah bukti kepada warga Indonesia dan dunia, bahwa Papua adalah Provinsi Kaya Raya yang besar dan tidak dapat dipandang sebelah mata.

Bung Karno menjadi presiden pertama Indonesia, Soekarno dihadapkan pada tantangan berupa rendahnya kualitas sebagian besar SDM rakyat Indonesia. Selama menjabat sebagai presiden pada tahun 1945 sampai tahun 1966, Bung Karno telah melakukan berbagai langkah strategis untuk mewujudkan perubahan untuk Indonesia.

Lukas Enembe, Anak Ideologis Bung Karno & Negarawan dari Tanah Papua,  Oleh Samuel Tabuni.
Lukas Enembe, Anak Ideologis Bung Karno & Negarawan dari Tanah Papua, Oleh Samuel Tabuni.

Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Soekarno menggulirkan sejumlah program beasiswa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Saat itu, beasiswa berupa bantuan negara lain.

Diantarannya Russia, Belanda, Amerika, Jepang dan negara-negara lain di Eropa.

Sukarno di saat situasi politik dan keamanan yang terus mengonjang ganjing ketahanan nasional Indonesia. Sukarno tetap dengan gigih memperjuangkan pembangunan proyek mercusuar sebagai salah satu upaya peningkatan citra bangsa Indonesia di mata komunitas dunia.

Hanya dalam waktu empat tahun sejak pertunjukan Dewan Federasi Asian Games tanggal 25 Mei 1958, Presiden Soekarno merasa wajib untuk mewujudkan Jakarta sebagai representasi yang dapat memberikan tampilan wajah Indonesia kepada dunia.

Ketika Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games, Sukarno mulai memanfaatkan moment ini untuk menunjukan kondisi Indonesia kepada dunia, walaupun Indonesia tidak memiliki tempat untuk menyelenggarakan acara olahraga terbesar benua Asia yang diikuti oleh 17 negara waktu itu.

 

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x