Dulu Jadi Korban KDRT, Kini Jadi Motivator, Ketua Tani, Hidup Harmonis

- 14 April 2022, 14:35 WIB
Mama Susan Sanggrangbano/Kekri, warga Kampung Bunyom, Distrik Nimboran, Kabupaten Jayapura, Papua. Richard (PP)
Mama Susan Sanggrangbano/Kekri, warga Kampung Bunyom, Distrik Nimboran, Kabupaten Jayapura, Papua. Richard (PP) /

Masuk 2015, waktu itu ada penyuluhan tentang perlindungan terhadap perempuan, masuk dikampung, dan mama ikut sebagai salah satu pesertanya.   

Setelah mengikuti penyuluhan tersebut dan mendapat materi ke materi, mama lansung paham bahwa ternyata kami perempuan ada undang-undang yang melindungi kami jika mendapat kekerasan dalam rumah tangga, seperti KDRT.    

Baca Juga: Mengenal Dua Makanan Local Suku Genyem, Ubi Gula dan Syapu

“Setelah mendapat ilmu itu, mama pulang dan sampaikan ke bapa (suami), bahwa kami perempuan ada undang-undang yang melindungi kami. Kalau bapa masih main pukul-pukul terus, bapa bisa masuk penjara. Dan saat itu bapa mulai takut untuk pukul-pukul mama lagi,” ujar Mama Susan.

Dan sejak saat itu, sebut Mama Susan, bapa (suaminya) tidak lagi melakukan kekerasan, melainkan membantu mama masak dan cuci piring di rumah.  

Disingung soal mengapa bapa saat itu suka melakukan kekerasan ke mama, dan itu karena apa?, tutur Mama Susan, saat itu bapa ketahuan selingkuh, dan mama tau itu, jadi bapa marah, main pukul-pukul.  

Baca Juga: Alfonsina Yuliana Ondi Atlet Difabel Peraih Emas PEPARNAS XVI Papua, Jadi Berkat Bagi Keluarga  

“Masa perkawinan mama dengan bapa itu sejak tahun 1980, hingga sekarang, kami dikasih berkat Tuhan memiliki 2 anak, 1 laki-laki, 1 perempuan, dan kini kami sudah punya 2 cucu,” cerita Mama Susan.

Oh ia mama, kenapa mama bisa mendapat status disebut sebagai Ketua Kelompok Tani, itu bagaimana?

Sebut mama, pertama itu mereka main arisan, mama yang bentuk arisan itu dikampung, dan saat itu kita mulai kumpul-kumpul.  

Halaman:

Editor: Richard Mayor


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x