Dampak Erupsi Ile Lewotolok, Ribuan Warga Diungsikan ke Ibukota Kabupaten, 4.628 Tersebar di 7 Titik

- 30 November 2020, 11:06 WIB
Ribuan pengungsi membanjiri Ibukota Kabupaten Lembata.
Ribuan pengungsi membanjiri Ibukota Kabupaten Lembata. /Foto: Istimewa

PORTAL PAPUA – Aktivitas gunung Ile Lewotolok yang terus meningkat sejak Minggu 29 November 2020 pagi, menyebabkan ribuan warga yang bermukim di bawah kaki gunung ini harus mengungsi ke Ibukota Kabupaten Lembata.

Sebagaimana dijelaskan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Kanisius Making, Senin 30 November 2020, saat ini ribuan pengungsi yang terdampak letusan Ile Lewotolok membajiri Lewoleba, Ibukota Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

“Sebanyak 4.628 pengungsi gunung Ile Lewotolok kini telah dievakuasi dan ditampung tersebar pada beberapa titik lokasi berbeda. Mereka berasal dari Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata,” jelas Kanis.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Pot yang Tepat agar Aglonema Tumbuh Subur dan Lebih Eksotis

Menurutnya, ribuan orang ini terpaksa mengungsi akibat erupsi gunung Ile Lewotolok yang makin meningkat terhitung sejak Jumat, 27 November 2020.

Dia merincikan lebih lanjut, pengungsi sebanyak 4.628 orang itu tersebar di 7 titik, sesuai kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lembata.

Ketujuh titik dimaksud adalah eks Kantor Bupati Lembata, Aula Ankora, Kantor Keluruhan Lewoleba Selatan, Gedung Koperindag di Lapangan Harnus Lewoleba, Kecamatan Nubatukan, Kantor Desa Topolangu, Kantor Desa Bapaona di Kecamatan Lebatukan, dan Kantor BKD.

Baca Juga: Bocoran Film Jodha Akbar 30 November 2020, Ruq Kesal Sambil Berkata Dirinya Bukan Jodha

“Jumlah pengungsi terbanyak yakni 2.029 orang menempati eks Kantor Bupati,” lanjutnya.

Saat ini, BPBD Lembata bersama aparatTNI-Polri terus bersiaga guna mengatur arus pengungsi yang diprediksi bakal bertambah.

Menurut Kanis, Pemkab Lembata juga telah memberikan bantuan logistik bagi para pengungsi. Namun demikian, pihaknya tetap mengharapkan donasi dari pihak lain untuk memberikan bantuan terhadap warga terdampak, apalagi mengingat jumlah pengungsi yang terus meningkat.

Baca Juga: ABK Tongkak Tug Boat Mas Papua Satu Tewas Setelah Nekad Lompat dari Kapal

Kini pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok dari Level II atau Waspada menjadi Level III atau Siaga. Adapun peningkatan status ini ditetapkan pada 29 November 2020, pukul 13.00 WITA waktu setempat.

Menyikapi kenaikan status itu, PVMBG merekomendasikan beberapa hal, antara lain pertama, masyarakat di sekitar gunung maupun pengunjung, pendaki, atau wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius empat km dari kawah puncak.

Kedua, penggunaan masker maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Ini direkomendasikan untuk menghindari dampak abu vulkanik yang mengakibatkan gangguan pernapasan akut maupun gangguan kesehatan lain.

Baca Juga: Penyidik Polda Metro Jaya Agendakan Periksa Habib Rizieq pada 1 Desember 2020 Mendatang

Ketiga, PVMBG mengingatkan abu vulkanik saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ile Lewotolok. Maka dari itu, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di gunung ini untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar, terutama di musim hujan.***

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x