Suka Duka Pengabdian Dokter Resvy Tiranda di Puskesmas Fef-Papua Barat

21 Maret 2021, 10:57 WIB
dokter Resvy Tiranda. Saat ini ia menjalankan tugasnya di salah satu Puskesmas yang terletak di Kampung Fef /PORTAL PAPUA/Elvis Romario

PORTAL PAPUA-Menjalankan tugas di daerah yang jauh dari pusat kota tentu menjadi tantangan tersendiri, apalagi di daerah pegunungan Papua.

Hal itulah yang dialami  dokter Resvy Tiranda. Saat ini ia  menjalankan tugasnya di salah satu Puskesmas yang terletak di Kampung Fef, Distrik Fef, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat.

Baca Juga: Tokoh Penting Negara Ini Kena Covid-19 Usai Divaksin

Resvy  pertama kali ditugaskan di Puskesmas Fef sejak 29 Juni 2016.  Sebelumnya ia bertugas di Sausapor. Pada saat itu, Distrik Fef belum berkembang seperti sekarang ini. Akses jalannya pun masih sangat sulit karena kondisi jalan yang rusak parah, berbecek, berlubang, dan berbatu-batu. 

Baca Juga: 39 Putera Daerah Tanah Moi Jadi PNS, Walikota Sorong Mengaku Bukti Keberpihakannya Kepada Pemilik Hak Ulayat

“Mobil saja susah mau melintas ke sini,” kenang Resvy ketika memulai perbincangan dengan Portalpapuacom di Puskesmas Fef pada Jumat 19 Maret 2021.

Awalnya, wanita kelahiran 24 Maret 1984 ini ditugaskan di Puskesmas Fef sebagai seorang tenaga honorer  Kabupaten Tambrauw. Berkat kerja keras dan pengabdiannya, ia pun diangkat menjadi PNS.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Dana Otsus 1,8 Triliun Pemprov Papua Dianggap Telah Mendistorsi Kewenangan Adat

Dalam menjalankan tugasnya sebagai dokter di Puskesmas Fef, ia mengaku bahagia karena bisa dekat dengan masyarakat. Kedekatannya dengan masyarakat sekitar membuat ia disayangi warga. Menurutnya warga begitu perhatian dan ramah. Selalu ada kerja sama terutama yang berkaitan dengan urusan kesehatan.

Suka-Duka Pelayanan Kesehatan 

Dokter lulusan Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya tahun 2010 ini  mengemukakan soal suka-dukanya bertugas di Kampung Fef. Terutama pada keterbatasan obat dan alat medis ketika menolong pasien yang sedang dalam kondisi kritis. Ada juga kisah unik penuh tantangan ketika harus menolong ibu yang hendak melahirkan di hutan. 

Baca Juga: Pemerintah Jamin Gabah Kering dan Beras Petani Tidak Turun

“Kalau harus menolong ibu yang melahirkan di hutan jelas itu tantangan besar. Karena kerja kami adalah juga terus mengedukasi warga agar yang namanya persalinan itu harus ke Puskesamas atau Rumah Sakit,” ujarnya.

Hal ini tentu saja sangat disayangkan oleh Resvy. Melahirkan di hutan sudah jadi seperti satu budaya dan tradisi kuat yang dimiliki oleh masyarakat asli di wilayah ini. Sulit juga untuk menghilangkan tradisi ini walaupun sebenarnya sangat membahayakan kondisi si ibu.

Belum lagi  kendala soal penerangan. Listrik yang sering padam pada malam hari ikut mengganggu kerjanya menangani pasien. 

“Kadang saya harus menangani pasien dalam keadaan gelap karena lampu padam. Ada lagi misalnya   berhadapan dengan pasien yang tidak punya uang ketika dirujuk ke Sorong. Kadang situasi-situasi tersebut ikut mengancam keselamatan pasien,” jelasnya.

Berkaitan dengan pengabdian sebagai seorang dokter, Resvy mengakui kadang-kadang harus bertahan dengan kondisi serba keterbatasan. Misalnya soal insentif yang seringkali terlambat dibayar.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 21 Maret 2021 RCTI, Pak Surya Marah Kepada Angga karena Menculik Andin

"Insentif seringkali dibayar terlambat, sedangkan saya juga mesti memenuhi kebutuhan hidup saya dan juga orangtua saya, belum lagi kalau ada kebutuhan yang mendadak," katanya.

 Kendala lainnya adalah signal dan jaringan internet yang sering ngadat. Di zaman sekarang signal dan jaringan internet penting untuk menunjang pekerjaan. Terutama berkaitan dengan urusan koordinasi pasien untuk perawatan. Ada lagi soal pertemuan para tenaga kesehatan yang harus dilaksanakan melalui aplikasi zoom.

"Jaringan internet masih sulit dijangkau apalagi di masa pandemi ini tuntutannya harus pakai zoom, sehingga buat saya tidak bisa ikut kegiatan dan ketinggalan informasi baru," kata  Resvy.

 Resvy mengakui bahwa dalam menjalankan tugasnya ia tidak pernah lupa berdoa dan memohon kekuatan dari Tuhan. Ia yakin bahwa segala tugas dan pelayanannya tidak luput dari campur tangan Yang Kuasa. Hal itu nyata dialaminya ketika ia bisa menyembuhkan pasien-pasien yang diobatinya.

"Saya selalu berdoa karena saya percaya akan kemurahan dan campur tangan Tuhan dalam pelayanan saya, bukan semata-mata karena kekuatan atau kehebatan saya," tutur Resvy.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 21 Maret 2021 RCTI, Pak Surya Marah Kepada Angga karena Menculik Andin

"Saya membantu pasien-pasien saya dengan segenap hati tanpa mengharapkan biaya. Karena saya percaya akan kebesaran dan keajaiban Tuhan dalam hidup dan karya saya. Bagi saya, pasien yang sembuh merupakan keajaiban Tuhan bukan karena saya," tambahnya.

Atas kerja-kerjanya Resvy berharap agar pemerintah bisa lebih peka untuk melihat kebutuhan para medis di lapangan, paling tidak insentif bisa dibayar setiap bulannya.

"Harapan saya, pemerintah paling tidak bisa perhatikan kebutuhan kami, setidaknya insentif bisa dibayar setiap bulan sehingga kebutuhan kami bisa dipenuhi dan kami bisa bekerja lebih semangat lagi," jelasnya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) juga musti bisa turun ke lapangan untuk melakukan evaluasi setiap bulan atau 3 bulan untuk melihat dan mengetahui sendiri kendala yang dihadapi oleh para petugas kesehatan di lapangan.

Baca Juga: Belum Membuat Laporan RAPBKam 328 Kampung di Jayawijaya Terhambat Penerimaan Alokasi Desa

Sejauh ini, dalam menjalankan tugasnya di Puskesmas Fef, Resvy  mengakui dirinya sangat senang  dan tetap mencintai Fef tempat ia bertugas sebab ia telah memperoleh banyak pengalaman hidup yang membuatnya menjadi pribadi yang tangguh, rendah hati dan berkarakter.

"Saya senang bertugas di Fef. Jika dikasi pilihan, saya akan tetap memilih di Fef bila perlu mati dan dikubur pun di Fef saja. Saya memberikan hati dan raga saya untuk mengabdi di Fef karena seluruh karakter dan pribadi saya terbentuk mulai saat saya bertugas di Fef. Apalagi saya juga diangkat jadi PNS di Kabupaten Tambrauw dan tempat tugas saya di Fef," tutup Resvy.

 

Editor: Atakey

Tags

Terkini

Terpopuler