Network
PORTAL PAPUA- Seorang pensiunan Aparatur Sipili Negara (ASN) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI asal Papua, Freddy Hendrik Wona (69) merasa sangat bersyukur ikut dalam kepesertaan PT Askes (Persero), yang saat ini telah bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan pada tahun 2014 dan otomatis beralih status menjadi Peserta JKN. Freddy ditemui Tim Jamkesnews di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura pada Selasa (29/08/2023) saat sedang menemai Sang Istri yang sedang mendapat pengobatan di Ruang ICU Khusus Jantung.
“Puji tuhan terima kasih BPJS Kesehatan, rasa syukur dan pengalaman yang saya alami sejak menjadi Peserta BPJS Kesehatan, sudah lama hendak ingin saya sampaikan, dan hari ini tuhan telah atur untuk dapat bertemu dengan bapak dan ibu untuk menyampaikan rasa terima kasih saya,” ujar Freddy dengan terharu.
Dalam pertemuan tersebut, Freddy menceritakan pengalaman Istrinya yang mengalami pengobatan jantung sejak tahun 2020 disaat masa-masa awal Pandemi COVID-19. Freddy menceritakan, awalnya Sang Istri dirawat di RSUD Jayapura namun dikarenakan kondisi yang kurang memadai, akhirnya Sang Istri dibantu oleh pihak RSUD Jayapura untuk dirujuk ke luar daerah agar mendapatkan pengobatan yang lebih optimal.
“Istri saya mengalami serangan jantung pada saat awal Pandemi COVID-19, akhirnya saya membawa istri saya ke RSUD Jayapura untuk mendapatkan pengobatan. Setelah dilakukan perawatan kurang lebih dua minggu, pihak rumah sakit akhirnya memutuskan untuk merujuk istri saya ke luar daerah karena memerlukan adanya tindakan PCI jantung atau semacam katerisasi jantung agar pembuluh darah jantung istri saya bisa lebih lancar,” Kata Freddy.
Dikutip dari laman grhahospitals.com, Percutaneous Coronary Intervention atau PCI dikenal juga dengan coronary angioplasty merupakan prosedur terapi yang dilakukan untuk membuka penyempitan stenotic, pembuluh darah arteri jantung pada kasus penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh terjadinya penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Freddy menceritakan tindakan PCI yang didapat Sang Istri dibiayai seluruhnya oleh BPJS Kesehatan.
“Ketika dirujuk dan dirawat di RS Siloam Karawaci, berdasarkan arahan dokter, bahwa istri saya harus segera melakukan PCI Jantung. Saya saat itu terkejut, karena biaya satu kali tindakan PCI kurang lebih 58 juta, sedangkan diperlukan dua kali tindakan PCI yang sudah pasti menghabiskan ratusan juta. Namun, setelah mengonfirmasi ke Dr. dr. Sunanto, SpJP, dokter yang menangani kami disana, ternyata tindakan PCI tersebut ditanggung juga oleh BPJS Kesehatan,” ungkap Freddy.
Pengobatan rujukan yang dialami Istri Freddy, pada awalnya hanya memerlukan waktu satu bulan saja berdasarkan konfirmasi dari RSUD Jayapura. Namun, dikarenakan kondisi jarak yang jauh antara Jakarta-Papua mengakibatkan biaya akomodasi menjadi tinggi, sehingga Freddy akhirnya mengajukan agar bisa mendapatkan perawatan rujukan tetap di RS Siloam Karawaci, dan hal tersebut didukung oleh RSUD Jayapura.
“Awalnya rujukan itu hanya sebulan, namun karena kondisi istri saya ternyata komorbid dan koordinasi dengan RSUD Jayapura yang cukup jauh dan memakan waktu serta biaya, akhirnya saya direkomendasikan untuk melanjutkan perawatan. Hingga pada akhirnya tidak terasa saya telah dibantu selama 1,5 tahun oleh BPJS Kesehatan dengan biaya pengobatan istri saya yang gratis, tanpa bayar sepeser pun,” ungkap Freddy.
Terakhir, Freddy menyampaikan bahwa selama 1,5 tahun ini, Ia sangat ingin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada BPJS Kesehatan yang telah membantu keluarganya selama ini. Freddy juga memberikan pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang hingga Merauke mengenai pentingnya program JKN agar dapat saling gotong royong membantu dan menabung sebagai jaminan kesehatan di hari tua nanti.***
