Dulunya Dianggap Gila, Kakek 69 Tahun di Bukit Gendol Ini Jadikan Kampungnya Hijau dan Berlimpah Air

1 April 2021, 09:29 WIB
Kakek Sadiman menanam pohon selama 24 tahun untuk ekosistem yang lebih baik di desanya /Reuters

PORTAL PAPUA- Namanya Kakek Sadiman (69). Usia rupanya tidak jadi penghalang bagi lelaki pencinta alam ini. Berjuang sendri bertahun-tahun menghijaukan bebukitan di kampungnya Bukit Gendol dan Ampyangan Desa Geneng, Bulukerto, Wonogiri yang gersang.

Tahun 1963, Sadiman kecil itu harus menyaksikan penebangan hutan yang marak dan kebakaran hebat melanda bebukitan di kampungnya.

Baca Juga: Hari Ini Umat Katolik Rayakan Kamis Putih, Simak Makna Perayaan Ini

"Bukit gersang. Sisa dua petak tanah hijau di Bukit Kukusan dan Ampyangan. Saya pikir kapan hutan ini bisa hijau kembali," katanya.

Tahun-tahun yang sulit pun datang. Warga kampung kesulitan air. Debit air merosot tajam . Untuk memperoleh air warga harus menempuh jarak sekitar 500 meter dari rumah.

Prihatin dengan kondisi tersebut, nurani Sadimin terhentak untuk menghijaukan bukit di kampungnya.

Baca Juga: 1 April Identik dengan Hari Tipu Sedunia, Berikut Penjelasannya

Tahun 1996, ia seorang diri dalam diamnya mulai menanam bukit gersang di kampung halamannya.

"Saya makin nekad ketika tahu sumber air tinggal sedikit itu diambil warga dekat bukit," ujarnya.

Pria yang pendidikannya hanya kelas 1 STM ini pun memutuskan menanami bukit dengan Ipik, loh, bulu, pre dan terutama beringin.

Baca Juga: Demokrat Versi KLB Ditolak, Tuduhan Demokrat Cikeas Tidak Berdasar

Pekerjaaan ini rutin dilakukannya seorang diri. Aktivitasnya setiap pagi setelah mengurusi ternak kambingnya ia berangkat ke bukit, membawa bibit pohon. Di bukit ia akan sibuk menanam aneka bibit pohon tadi. Pukul 14 WIB bahkan hingga sore baru ia kembali ke rumah.

Selain mencari bibit beringin liar ia juga mencangkok. Kadang menukarkan dengan bibit cengkeh atau jati. Kadangkala harus menjual kambing peliharaan untuk sekedar membeli bibit pohon. Apa yang dikerjakannya lalu dianggap gila oleh warga. Warga menilainya begitu karena menanam beringin tak ada gunanya justru Sadiman dianggap dekat dengan makhluk halus.

Sadimin tetap bersikeras menanam pohon-pohon itu. Siapa sangka setelah 20 tahun lebih bukit yang dulu gersang itu kini hijau dan berkelimpahan air.
Spiritnya hanya satu warga tak kesulitan air dan warga menikmati udara segar.
"Hutan itu kan paru-paru dunia," ujarnya.

Baca Juga: Demokrat Versi KLB Ditolak, Tuduhan Demokrat Cikeas Tidak Berdasar

Kini diusianya yang mulai senja Sadimin berhasil menanam 11 ribu pohon di atas lahan bukit seluas 250 hektar dengan biaya dari kantongnya sendiri.

Kepala Desa Bukit Gendol, Lanjar Riatmo pun mengungkapkan sosok Sadiman kini jadi kebanggaan warga desa dan terlebih Indonesia. Riatmo pun berharap semakin banyak anak muda di desanya ikut meniru spirit dari Sadiman. Tetap menjaga hutan.

"Mudah-mudahan semakin banyak anak muda yang seperti Kakek Sadiman dalam menjaga dan merawat hutan," ujarnya.

Editor: Atakey

Tags

Terkini

Terpopuler