1. Telogen Effluvium (TE)
Jenis kerontokan rambut ini terjadi 2-3 bulan setelah tubuh Anda mengalami stres yang signifikan, yang disebabkan oleh penyakit berkepanjangan, operasi besar, kemoterapi, atau infeksi yang parah. TE juga dapat terjadi setelah perubahan mendadak pada tingkat hormon, terutama pada wanita setelah melahirkan.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Papua Barat 21 November 2020: BMKG Prediksi Hujan Lebat Disertai Petir di Bintuni
Rambut yang menipis adalah salah satu gejala TE. Anda akan mengalami kerontokan rambut yang signifikan dari seluruh bagian kulit kepala. Namun, bintik-bintik botak besar jarang terjadi.
2. Alopecia Areata
Dalam kondisi ini, rambut rontok terjadi di beberapa bagian kecil di kulit kepala. Ini adalah penyakit autoimun, dan penyebabnya tidak diketahui. Alopecia juga dapat terjadi karena tekanan fisik pada kulit kepala dan rambut seperti penataan rambut yang berlebihan yang melibatkan penarikan rambut, panas dan paparan bahan kimia, dan pengeritingan.
Baca Juga: Capai Performa Terbaik Bersama Timnas Wales, James Bidik Tempat Utama di Manchester United
3. Trikotilomania
Ini lebih merupakan kondisi kejiwaan di mana orang tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk menarik rambut dari kulit kepala, alis, kelopak mata, dan area lainnya, meskipun telah berulang kali mencoba untuk menghentikan pencabutan rambut. Trikotilomania terkait dengan stres emosional dan psikiatri, kecemasan, dan depresi.
Selain stres, faktor fisiologis, genetik, lingkungan, dan lainnya dapat memengaruhi pertumbuhan rambut.