Serangan Siber hingga Video Syur Hebohkan Warganet Sepanjang 2020, Keamanan Siber Dipertanyakan

- 29 Desember 2020, 21:44 WIB
Ilustrasi teknik pengolahan data siber.
Ilustrasi teknik pengolahan data siber. /UNSPLASH/Jefferson Santos

Diperkirakan Joker Stash menjual data tersebut di 40 negara, sebagian besar di antaranya berasal dari transaksi di Amerika Serikat.

Tidak berselang lama, di awal Februari 2020 masyarakat diimbau untuk mewaspadai e-mail atau surat elektronik (surel) palsu berisi ancaman virus corona. Karena di Jepang ditemukan sejumlah malware yang disebarkan lewat surel dengan teknik phishing.

Pembajakan WhatsApp menimpa Ravio Patra pada akhir April, yaitu seorang peneliti kebijakan publik. Selama 2 jam, akun WhatsApp Ravio diduga telah dikuasai pembajak. Pelaku peretasan itu ketika menguasai akun WhatsApp Ravio, menyebarkan pesan berantai ke nomor-nomor telepon yang bukan kenalan Ravio.

Baca Juga: Di Saat Gisel Ramai Dibicarakan, Ini Unggahan Gading Marten yang Menarik Respon Netizen

Awal Mei publik di Tanah Air dihebohkan Tokopedia dengan bocornya 91 juta data pengguna. Pelaku menjual data di dark web (web gelap) berupa user ID, e-mail, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor handphone, dan password yang masih ter-hash atau tersandi. Semua dijual dengan harga 5.000 dolar AS atau sekitar Rp74 juta.

Di akhir Juni 2020, Webinar di Zoom yang dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin diduga diretas. Saat Wapres berbicara, tiba-tiba tampilan layar Ma'ruf Amin penuh dengan coretan. Aksi pertasan itu terjadi di hadapan ribuan orang yang menjadi peserta webinar.

Peretasan situs berita tidak hanya terjadi pada Tempo.co, tetapi juga media online Tirto pada Agustus 2020. Pemimpin Redaksi (Pemred) Tirto Sapto Anggoro menduga pihak-pihak yang merasa tersinggung atas konten berita di Tirto yang melakukannya.

Baca Juga: Tak Ingin Kena Denda, Warga Dubai Harus Penuhi Beberapa Syarat Guna Gelar Pesta Tahun Baru 2021

Data pengguna ShopBack dan RedDoorz Bocor pada bulan September 2020, Otoritas Singapura dilaporkan sedang menyelidiki pelanggaran kebocoran data pada ShopBack setelah perusahaan platform cashback e-commerce tersebut mengumumkan insiden yang melibatkan akses tidak sah ke data pribadi pelanggan.

Pada Oktober 2020, publik Tanah Air ramai saat situs web DPR yang beralamat dpr.go.id diretas. Hal tersebut diketahui melalui sebuah video yang viral di media sosial. Video tersebut memperlihatkan halaman muka situs web DPR yang tulisannya diubah menjadi "Dewan Pengkhianat Rakyat".

Halaman:

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x