“Kain jumputan seperti batik ya? Warna dasar sebelum pembuatan motif seperti apa?” ucap Agus Sulistriyono, sembari mengamati motif kain jumputan.
“Iya Pak Sulis, biasanya kain jumputan juga disebut dengan batik jumput, tetapi dalam proses pembuatannya tidak seperti batik, karena tidak menggunakan malam, sehingga tidak ada tahap peluruhan malam,” jelas Arini.
“Putih, untuk warna dasar kainnya pak,” sambungnya.
Lebih lanjut CEO PRMNmenanyakan, “Kenapa namanya jumputan? Cara membuat motifnya seperti apa?”“Karena dalam pembuatannya, dengan cara dijumput. Terkadang untuk menciptakan motif lainnya, didukung dengan teknik pelipatan dan ikat,” ucap Arini sembari mempraktekkan cara penjumputan kain untuk menciptakan motif.
Turut disampaikan Arini, bahwa proses pembuatan kain jumputan yang diproduksi membutuhkan waktu kisaran 2-3 hari. Dimana lokasi produksi bertempat di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.
Agus Sulistriyono menerima dengan baik dan menyampaikan dukungan kepada semua pihak untuk terus bertumbuh, dan CEO PRMN bersama rombongan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kembali. ***
Editor: Fransisca Kusuma
Sumber: Media Blitar