Lakar menjelaskan bahwa kebijakan tersebut hingga 20 tahun dinilai tak membawa dampak signifikan terhadap masyarakat Papua. Menurut dia, Otsus lahir karena ada tuntutan politik yang berbeda dari warga.
Baca Juga: Perkuat Pertahanan, Persipura Resmi Datangkan Pemain Asal Brazil
"Sejarah Otsus lahir karena ada tuntutan politik yang berbeda dari rakyat Papua sendiri. Dan itu bukan keinginan rakyat Papua," jelas Lakar.
Selain menyoroti isu-isu Papua, warga yang berdemonstrasi hari ini juga mengangkat isu Palestina. Dalam seruan aksi yang beredar tertulis seruan untuk menghentikan perang di Palestina.
Lakar menyebut pihaknya juga akan menyoroti sejumlah kasus yang berkembang beberapa waktu terakhir termasuk pelabelan teroris terhadap Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pihaknya mengaku menolak label yang dari pemerintah tersebut.
Baca Juga: Mendagri Sampaikan Duka Cita atas Wafatnya Wagub Papua Klemen Tinal
Ia menilai label tersebut hanya akan memberi kesewenang-wenangan kepada aparat dalam melakukan aksi kekerasan, termasuk ke masyarakat sipil. Ia mengaku kerap mendapati warga sipil yang menjadi korban akibat aksi kekerasan yang dilakukan aparat TNI dan Polri.
"Karena setiap kejadian yang kami lihat di lapangan sendiri itu biasanya ada warga sipil yang, orang Papua yang ditindak kekerasan, sering dicap sebagai pemberontak KKP, OPM, dan lain-lain," tuturnya.