Indonesia Patut Waspada, Ditemukannya 32 Kasus Varian Baru Corona,  Berpotensi Mengkhawatirkan

- 17 Februari 2021, 12:01 WIB
Virus Corona varian baru bernama Kent (kiri atas) bisa menjadi strain virus yang paling dominan di seluruh dunia. /Daily Mail
Virus Corona varian baru bernama Kent (kiri atas) bisa menjadi strain virus yang paling dominan di seluruh dunia. /Daily Mail /

PORTAL PAPUA-Ditemukan oleh para peneliti, sebanyak 32 kasus B1525 atau varian baru  virus Corona di Inggris. Para peneliti ini menemukan kasus yang berkaitan dengan varian baru Corona di 10 negara lain, termasuk Denmark, Amerika Serikat, dan Australia.
Hingga saat ini Indonesia belum dikabarkan adanya varian baru B1525 virus corona ini.

Diketahui, Virus corona mulai menjangkit manusia pada akhir 2019 terus bermutasi, dan diketahui muncul varian-varian baru. Dikabarkan,  B1525 pertama kali dikenalkan oleh para peneliti dari University of Edinburgh. Para ahli mengatakan, varian baru satu ini berpotensi sangat mengkhawatirkan.

Baca Juga: Waspada! Vakisn COVID-19 Palsu Asal China Sudah Diselundupkan Ke Beberapa Negara

"Kami belum tahu bagaimana varian (baru) ini akan menyebar, tetapi jika berhasil (menyebar) bisa diperkirakan kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya akan tumpul," kata Dr Simon Clarke, mikrobiologi seluler di University of Reading yang dikutip dari The Guardian, Rabu (17/2/2021).

Para peneliti mengatakan, varian baru virus Corona ini memiliki kesamaan genom dengan varian Kent yaitu B117. Varian ini juga mengandung sejumlah mutasi yang mengkhawatirkan para peneliti, termasuk mutasi E484K yang terjadi pada spike protein yang membuat virus lebih mudah masuk ke dalam sel tubuh.

"Saya pikir sampai kita tahu lebih banyak tentang varian ini, setiap varian yang membawa E484K harus menjalani uji gelombang karena tampaknya memberikan ketahanan terhadap kekebalan, bagaimana pun itu yang dihasilkan," lanjutnya.

Baca Juga: Calon Bupati Terpilih di Papua Diadukan ke Mabes Polri

Diketahui, mutasi E484K ini sebelumnya juga ditemukan dalam varian baru Corona yang muncul di Afrika Selatan dan Brasil. Mutasi ini juga diperkirakan bisa membantu virus menghindari antibodi penetral.

Selaras dengan Dr Simon, profesor mikrobiologi klinis di University of Cambridge Ravi Gupta setuju adanya pengujian gelombang untuk varian baru tersebut. Ia mencatat selain mutasi E484K, varian baru juga memiliki perubahan lain yang mungkin akan membantu virus untuk terhindar dari antibodi.

Halaman:

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x