Tanggapi Tudingan Kudeta, Moeldoko: Kalau Jadi Pemimpin Jangan Mudah Baper

- 2 Februari 2021, 08:20 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, bantah rancang kudeta Gulingkan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, bantah rancang kudeta Gulingkan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. /Foto: Tangkapan Layar/@Moeldoko

PORTAL PAPUA – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam konferensi pers mangatakan, kalau jadi pemimpin, jangan suka baperan. Hal ini disampaikan Moeldoko sebagai tanggapan atas tudingan dirinya mengkudeta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Berikut saya sarankan. Menjadi seorang pemimpin harus kuat dan jangan mudah ‘baperan’, mudah terombang-ambing dan seterusnya. Kalau anak buahnya gak boeh pergi ke mana-mana ya, diborgol aja kali ya. Begitu. Selanjutnya kalau ada istilah kudeta, kudeta itu dari dalam, masa kudeta dari luar,” kata moeldoko dalam konferensi persnya.

Dirinya sebenarnya tak ingin menanggapi isu yang melibatkan namanya tersebut. Namun atas alasan banyak pertanyaan yang muncul, dia memberi tanggapan.

Baca Juga: Diagendakan Secara Virtual, Terselenggaranya PON Papua Sepenuhnya Berada di Tangan Jokowi

“Sebenarnya saya masih diam-diam aja sih, karena saya tidak perlu reaktif dalam hal ini,” ujarnya.

Kepala Staf Kepresidenan tersebut menyebutkan juga bahwa jangan sering melibatkan istana. Bahkan presiden pun tidak mengetahui persoalan ini.

“Poin pertama saya, jangan dikit-dikit istana. Dalam hal ini saya mengingatkan. Sekali lagi, jangan dikit-dikit istana dan jangan ganggu Pak Jokowi. Karena beliau dalam hal ini, tidak tahu sama sekali. Tidak tahu apa-apa dalam isu ini. Jadi ini urusan saya,” ujar mantan jenderal tersebut.

Baca Juga: DEAL! Liverpool Dapatkan Ben Davies dengan Nilai Transfer Rp38,4 Miliar

Moeldoko juga mengatakan bahwa dirinya terbuka untuk menerima siapa saja. Rumahnya selalu terbuka 24 jam bagi semua orang.

“Kepada siapapun, apalagi rumah ini. Terbuka 24 jam dengan siapapun. Mereka datang berbondong-bondong, ya kita terima,” jelas Moeldoko.

Dirinya mengaku tak mengetahui konteks kedatangan tamu-tamunya. Dia juga tidak menyebut siapa saja yang datang. Namun mereka yang datang merupakan orang-orang yang diduga AHY ingin mengambilalih pimpinan Partai Demokrat.

Baca Juga: Akhirnya Terjawab, Pekerja Dapat Bantuan Pengganti BLT BPJS Ketenagakerjaan

Moeldoko juga mengakui bahwa sama seperti tamu yang lain, dirinya mengawali pertemuan dengan pertanian.

“Dari obrolan, saya biasa mengawali dengan pertanian karena memang saya suka pertanian. Kemudian mereka curhat situasi yang dihadapi, ya gue dengarin aja. Berikutnya ya udah, dengarin aja. Saya sebenarnya prihatin dengan situasi itu. Saya bagian dari yang mencintai demokrat,” sambungnya.

“Kemudian muncul isu itu. Mungkin dasarnya foto-foto ya. Orang ada dari Indonesia Timur, dari mana-mana datang ke sini, ‘kan kepengen foto sama gue. Sama saya. Ya saya terima saja, apa susahnya. Itulah menunjukkan seorang jenderal tidak punya batasan dengan siapapun. Kalau itu menjadi persoalan yang diguncingkan, ya silakan aja. Saya tidak keberatan,” tambahnya.***

Reporter: Sonny Lamoren

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x