Meredam Radikalisme Dari Sekolah, Oleh : Jan Willem Ongge (Mahasiswa Program doctor Universitas Siber Asia)

6 Juli 2022, 21:30 WIB
Kabar mengejutkan dari Garut, ada warga yang terpapar radikalisme berkeyakinan cukup bayar infaq Rp25.000 per bulan dijamin masuk surga, tak perlu shalat /Pikiran Rakyat/Riadi/

PORTAL PAPUA  -  “ kulihat ibu Pertiwi, sedang bersusah hati airmatanya berlinang, mas intannya terkenang, Hutan,gunung,sawah,lautan simpanan kekayaan.Kini ibu sedang lara,merintih dan berdoa”


Jiwa dan raga bergetar Ketika menghayat penggalan lagu ibu pertiwi. Apalagi jika dibawakan dengan melodi yang lambat dan merintih. Kita akan hanyut dalam perenungan tentang kehidupan bangsa yang mengalami dinamika naik turunnya semangat kebangsaan yang bhineka, toleran dan pancasilais.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Proyek Peningkatan Struktur Jalan di Pulau Nias

Lagu itu kemudian menyadarkan bahwa masyarakat Indonesia memang masih terjebak dalam suatu dilemma klasik antara teguh terhadap idealismr kebangsnsan untuk menjadi warga negara yang setia terhadap Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945 atau terseret dalam arus pemenuhan kebutuhan yang hanya sekedar sesuap nasi kemudian makan, tanpa harus memahami makna keberadaanya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tidak jarang kita menyaksikan manusia-manusia Indonesia yang tidak berintegritas dbodohi, digiring dan dimanfatkan oleh para elit untuk mengacaukan situasi demi kepentingan-kepentingan pragmatis.


Wajar bila kita digugat akan beragam peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini. Mulai dari penggunaan SARA dalam pentas perpolitikan, penghinaa terhadap ideologi Pancasila, membludaknya ujaran-ujaran kebencian yang memecah belah satu dengan yang lainhingga aksi-aksi terror yang mengancam kedamaian bangsa.

Hal ini menunjukan proses penyebaran paham paham berbahaya sedang terbuka lebar dan siap memporak-porandakan  bangsa Indonrsia. Jeleknya, perkembangan paham-paham seperti Radikalisme,Ekstrmisme,dan Terorisme terorganisir rapi.

Paham-paham tersebutlah yang menjadi hambatan bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang.


Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme


Menurut Wikipedia, Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan.

Baca Juga: Resmi, Gubernur Papua Izinkan Persipura Gunakan Salah Satu Stadion Terbaik di Asia Tenggara Sebagai Home -Base

Saat ini, salah satu masalah yang mendapatkan sorotan tajam adalah upaya penggantian sistim pemerintahan menjadi khilafah oleh kelompok – kelompok radikal.

Konsep khilafa adalah membangun sistim berdasarkan agama tertentu dan itu bertentangan dengan sdalam berbagai ystem yang telah terbangun rapi di Indonesia bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama  dalam berbagai aspek sehingga mengakibatkan  kehidupan.


Ekstremisme, adalah paham atau keyakinan yang sangat kuat terhadap suatu pandangan yang melampaui batas kewajaran dan bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Paham ekstrimisme  mengakibatkan pertentangan-pertentangan, menimbulkan perasaan saling mencurigai sehingga mengakibatkan perpecahan antara satu dengan yang lain.

Baca Juga: Kapolsek Sentani Timur, IPTU Dr. Yohan Ongge Bersyukur Jalani 100 Hari Kerja dan Siap Melayani Masyarakat

Salah satu bentuk ekstrimisme yang sering kita saksikan yaitu kekerasan yang mengatasnamai agama misalnya penutupan paksa rumah-rumah ibada, pembubaran perayaan-perayaan hari besar agama hingga pelanggaran pengenaan atribut keagamaan.


Terorisme, menurut konvensi PBB tahun 1973 adalah segala bentuk Tindakan kejahatan yang ditujukan kepada negara dengan maksud menciptakan terror terhadap orang-orang tertentu atau kelompok orang atau masyarakat luas.

Dengan mud akita mengingat aksi terorisme dalam bentuk Bom Kampung Melayu. Aksi terorisme dalam bentuk pengeboman seperti  bom  bali 1,bom Bali2, bom.

Baca Juga: Latihan Hari Kedua Ramai Sudah Bergabung, Persipura Kedatangan Tambahan Kiper dari Jawa Tengah

Paham Radikalisme, Ekstrimisme, bom kuningan dan yang paling baru adalah bom kampung Melayu. Aksi terorisme masih berpotensi kuat terjadi di Indonesia. Paham Radikalisme, Ekstrimisme, dan Terrorisme  merupakan salah satu ancaman nyata the yang besar terhadap dinamika sosial, ekonomi dan politik, sehingga mampu menciptakan rasa tidak aman pada masyarakat luas.

Pendidikan Karakter di Sekolah


Dalam dunia pendidikan, berkembangnya paham-paham berbahaya dapat dimulai dari tind tindakan intoleransi, diskriminatif dan kekerasan pada para peserta didik. Pola yang sering dilingkungan sekolah yaitu, siswa yang melihat ketidakadilan merasa terpanggil untuk mel dengan menganggap kekerasan sebagai satu-satunya solusi memecahkan masalah.


Untuk memangkas perkembangbiakannya, selain peningkatan pemahaman guru maupun si terhadap bahaya radikalisme, ekstremisme dan terorisme, peningkatan pendidikan karakten menjadi upaya strategis untuk memurnikan kembali fungsi dan tujuan pendidikan nasional mengembangkan potensi siswa agar menjadi warga Negara yang demokratis dan bertangg jawab.

Baca Juga: Cara Tepat Petugas Lapangan Tangani PMK
Dibanyak Negara pendidikan karakter mendapatkan tempat sejak pendidikan dasar dimul Salah satu upaya penerapan di sekolah yaitu, dengan meleburkan pendidikan karakter dal proses pembelajaran dimana norma-norma dan nilai yang terkandung dalam setiap materi pelajaran dapat dikembangkan dan dihubungkan dengan kehidupan nyata sehari-hari sehi siswa tidak hanya memiliki kecerdasan dibidang pengetahuan dan teknologi tetapi juga secara spiritualitas, sikap dan perilaku.

Terutama pada mata pelajaran agama, budi pekert sejarah atau pendidikan kewarganegaraan harus mampu membangkitkan ketakwaan, kebijksanaan dan kearifan siswa terhadap segala situasi yang dihadapi.

Selain itu, penera budaya sekolah memegang peranan penting dalam rangka pembentukan karakter yang ba Budaya sekolah adalah upaya pembiasaan karakter yang akan dibentuk melalui kegiatan

kegiatan yang terus-menerus dibangun dan dilakukan oleh semua yang terlibat dalam pro pendidkan disekolah.

Misalnya untuk menciptakan budaya religius, diawal kegiatan pembelajaran sekolah mewajibkan siswa untuk berdoa, membaca ayat-ayat kitab suci dan merenungkannya.

Baca Juga: Porkab II Kabupaten Jayapura Telan Anggaran Rp9 Milyar

Kegiatan ini bisa dilakukan secara terpimpin untuk semua guru dan siswa, untuk menanamkan karakter kebangsaan dan cinta tanah air, sekolah rutin melaksanakan upacara bendera, peringatan hari pahlawan dan hari-hari bersejarah, mewajibkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mengenalkan lagu-lagu nasional dan daerah kepada siswa atau melalui kegiatan kesenian sekolah, siswa diajarkan tentang keberagaman Indonesia. Dari situ, akan timbul rasa toleransi yang tinggi dalam diri siswa.


Tidak hanya melalui kegiatan-kegiatan kreatif disekolah, dua hal penting yang melekat dalam rangka penerapan budaya sekolah yaitu peranan guru sebagai pengajar dan pendidik melalui contoh dan teladan serta dukungan dari orang tua dan masyarakat.

Jika semua elemen sekolah dapat bekerja sama, maka upaya menciptakan karakter handal generasi penerus bangsa dapat berjalan dengan baik.

Baca Juga: Persipura Resmi Menggelar Latihan Perdana, Diikuti 32 Pemain
Saat ini, sekolah dibekali dengan bantuan biaya operasional dari pemerintah. Efektivitas penggunaan anggaran tersebut harus berorientasi pada kegiatan-kegiatan penanaman budi pekerti dan pengembangan pendidikan karakter siswa sehingga sekolah dapat bertransformasi menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya sebagai pusat pengembangan IPTEK tetapi juga sebagai lembaga yang membentuk dan memperkuat semangat nasionalisme, jiwa religius dan watak sosial yang berkualitas, melalui penerapan pendidikan karakter yang baik dan berkelanjutan, sekolah mampu menjadi anti-virus berkembangnya paham radikalisme, ekstremisme, dan terrorisme.

(Penulis adalah Drs. Jan Willem Ongge,M.Pd,M.Th.  merupakan Mahasiswa Program doctor Universitas Siber Asia dan Mantan Kepala Sekolah SLTP YPJ Kuala Kencana PT..FREEPORT INDONESIA, TIMIKA - PAPUA).***

Editor: Eveerth Joumilena

Tags

Terkini

Terpopuler