Dan dalam mengisi awal-awal kemerdekaan melalui pendidikan bagi perempuan yang bisa dilihat pada sosok Nyai Ahmad Dahlan atau Rasuna Said.
Thercia yang juga menjabat Kepala BSNPG Provinsi Papua itu dalam penyampaian materinya menyebut, perjuangan mereka menimbulkan rasa takjub para pakar sejarah asing.
Sehingga banyak buku yang melukiskan kehebatan pejuang perempuan ini A. Peran Egalitarian Perempuam Kartini pahlawan perempuan di Indonesia melakukan negosiasi politik feminitas dalam salah satu cara perjuangannya.
Baca Juga: Kongres Ulama Perempuan Indonesia Hasilkan Sejumlah Rekomendasi, Terutama Perlindungan Jiwa Perempuan
Dalam kultur tradisional, memasak, dikawinkan, dan dipingit adalah kegiatan yang melekat pada diri perempuan.
Diungkapkan oleh Chuzaifah, Yuniyanti (Gatra, April 2010: 13), kata Thercia, Kartini menggunakan peran domestik sebagai strategi accommodating protest, memasak dalam konteks Kartini bisa ditafsirkan sebagai upaya menyejajarkan egalitarianisme pribumi dengan kolonial melalui ranah domestik tradisi perempuan.
Kecanggihan Kartini memasak aneka masakan lokal dan Eropa membuatnya dianggap berbudaya, beradab, dan pada saat yang sama masih memelihara kelaziman sebagai ide-ide progresifnya.
Di Indonesia, kata dia, kepedulian terhadap eksistensi perempuan adalah dengan adanya instruksi Presiden RI No.9 tahun 2000 tentang "Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional."
Baca Juga: Ketua Komisi V DPR Papua, Herlin Beatrix Monim Siap Lahirkan dan Dukung Regulasi Perlindungan Perempuan Papua
Sasaran strategi pengarusutamaan gender (PUG) adalah upaya untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender, melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki -laki ke dalam seluruh kebijakan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.
Secara internasional, lanjut dia, penguatan peran perempuan dalam dunia dapat dilihat pada tuntutan internasional yang terdapat dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang harus dipenuhi pada 2015 -2030 yang disepakati oleh lebih dari 190 negara berisikan 17 goals dan 169.