Akibat Konflik TNI dan KKB, Ribuan Warga Intan Jaya Mengungsi Ke Gereja Katolik

- 18 Februari 2021, 08:42 WIB
Korban penembakan KKB dievakuasi ke pesawat di Kabupaten Intan Jaya.
Korban penembakan KKB dievakuasi ke pesawat di Kabupaten Intan Jaya. /nandang permana/Polda Papua

PORTAL PAPUA-Akibat adanya konflik senjata antara TNI dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) 2020 tahun lalu, mengakibatkan 1000an warga Intan Jaya memilih mengungsi dan meninggalkan Kampung Halaman mereka, hingga hari ini, Kamis 18 Februari 2021.

Karena merasa ketakutan terhadap aksi KKB maupun TNI, masyarakat memilih untuk berlindung di pastoran Gereja Katolik Santo Mikael, Bilogai.

Baca Juga: Jennifer Jill Jadi Tersangka Narkoba Golongan Satu, Ajun Perwira Malah Diseret Juga

Selain itu, Keuskupan Timika sejak 13 Februari 2021 telah mengeluarkan surat permohonan bantuan yang ditujukan kepada pastor paroki, dewan paroki, dan umat paroki.

Berdasarkan surat yang ditandatangani oleh Administator Diosesan Keuskupan Timika, P Marthen Kuayo, dikatakan bahwa masyarakat merasa ketakutan dan memilih mengungsi di Kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai akibat konflik senjata antara TNI dan KKB.

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Mahfud MD, Era Purnamasari : Kasus Pemerkosaan Tidak Diselesaikan Dengan Cara Menikahkan

warga yang mengungsi di Kabupaten Intan Jaya terus bertambah. Sampai Senin 15 Februari 2021. Dikabarkan, jumlahnya warga yang mengungsi telah mencapai sekitar 1.000an orang. Beberapa warga Intan Jaya dikabarkan mengungsi hingga ke Paroki St Antonius, Bumiwonorejo, Nabire karena ketakutan.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua ketika dikonfirmasi mengakui bahwa hingga kini mereka kesulitan mendapat data pengungsi karena komunikasi di Intan Jaya yang terputus.

"Untuk masalah bencana sosial di Intan Jaya, sejak November 2020 kami sudah ada komunikasi dengan pemerintah daerah di sana. Kami sudah meminta mereka menyurat agar itu menjadi dasar untuk kami bertindak. Memang kami tidak bisa ke sana karena penerbangan terbatas," ujar Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua, Ribka Haluk, di Jayapura, Rabu 17 Februari 2021.

Baca Juga: Hilangkan Jejak Hamil, Seorang Ayah Paksa Anaknya Merekam Persetubuhannya dengan Orang Gila

"Sampai hari ini data yang kami minta, baik dari dinas maupun gereja, belum ada. Jadi mungkin kami akan turunkan tim mengingat pengungsi semakin banyak," sambung dia.

Ribka mengatakan, saat ini ia belum mendapatkan informasi terbaru mengenai kondisi pengungsian di Kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai. Hal tersebut dikarenakan jaringan komunikasi di Sugapa saat ini tidak dapat diakses.
Selain itu, kondisi pengungsian di Sugapa saat ini memang belum terpantau oleh Pemerintah Provinsi karena akses jalur pesawat yang terbatas dan komunikasi juga tidak bisa," kata dia.

Baca Juga: Mengenang Almarhum Pratu Ginanjar yang Tewas Ditembak KKB, Ayahnya Ungkap Saat Terakhir Bersama Sang Putra

Menurut Ribka, Pemprov Papua telah mendorong Bupati melalui Kepala Dinas Sosial Intan Jaya untuk menetapkan status tanggap darurat bencana sosial. Iapun mengaku telah memberikan draf surat keputusannya kepada Kepala Dinas Sosial Intan Jaya, namun hingga kini hal tersebut belum terealisasi.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Sosial Intan Jaya, tapi karena merasa terancam katanya dia sudah mengungsi ke kampung. Sebelum kami turun, saya minta SK tanggap darurat dari bupati, dan itu sesuai aturan memang begitu. Atas dasar itu, kami bisa keluarkan beras cadangan pemerintah untuk bantuan kepada para pengungsi dan bahan pangan lain," Pungkas Ribka.

Rafael Fautngiljanan

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x