Inilah Pulau Bintang, Sebutan Untuk Pulau Doom di Papua Barat

9 Oktober 2022, 09:21 WIB
Aktivitas masyarakat di pesisir pantai Pulau Doom, Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (6/10/2022). / InfoPublik/ Agus Siswanto/

PORTAL PAPUA  -  Provinsi Papua Barat tidak hanya dikenal melalui Kabupaten Raja Ampat yang terkenal dengan alam bawah laut, namun Pulau Doom di Kota Sorong, juga layak menjadi tempat wisata.

Pulau Doom memiliki arti pulau yang ditumbuhi banyak pohon buah. Hal itu beralasan karena banyak sekali tanaman buah-buahan yang tumbuh di pulau itu, terutama buah sukun yang paling mendominasi.

Seperti dilansir laman indonesikaya, pulau itu memiliki luas sekitar 5 kilometer persegi dan dapat dikelilingi habis hanya dalam waktu 45 menit saja.

Baca Juga: Jelang Maulid Nabi, Aplikasi KESAN Rilis Fitur Maulid

Walaupun demikian, Pulau itu termasuk padat dan banyak ditinggali oleh para pendatang yang umumnya suku Jawa dan Buton.

Namun, keistimewaan Pulau Doom bukan pada kondisi geografisnya semata. Pulau Doom sudah dikenal dan ditinggali sejak masa pendudukan Belanda.

Baca Juga: Kuliah Umum Orasi Ilmiah Bersama Menteri Investasi dan CEO PT Freeport Indonesia
Istimewanya pulau itu adalah nilai sejarah yang dimilikinya.

Belanda sudah melirik keberadaan pulau itu sejak tahun 1800-an dan kemudian sekitar 1935 Pulau Doom dijadikan sebagai ibu kota pusat pemerintahan Sorong yang disebut Onderafdeling.

Pada masa itu, Sorong sama sekali belum berbentuk kota, pusat kegiatan sepenuhnya berada di Pulau Doom.

Hal itu tentu saja membuat Doom lebih dulu mendapat aliran listrik, infrastruktur dan berbagai fasilitas dibandingkan Sorong daratan.

Baca Juga: USAID Kolaborasi Ajak Local Champion Papua untuk Berlatih Menyuarakan Aspirasi pada Pemda

Jadi, tidak heran bila pada saat itu Pulau Doom lah yang paling bersinar di antara tempat-tempat lain di perairan Sorong.

Oleh karena terang cahaya itu, masyarakat setempat juga menyebut Pulau Doom dengan sebutan pulau bintang.

Tidak hanya Belanda, Jepang pun pernah merasakan tinggal di pulau itu. Pada masa perang dunia ke dua, Jepang menjadikan Pulau Doom sebagai basis pertahanan mereka di wilayah perairan Hollandia.

Tentara Jepang banyak membuat gua-gua yang saling terhubung dengan banyak bunker-bunker pertahanan ala strategi perang Jepang kala itu.

Oleh karenanya, tidak aneh bila saat ini kita akan menemukan banyak sekali gua-gua peninggalan Jepang tersebar luas di wilayah daratan Pulau Doom.

Baca Juga: Kampung Sereh Siap Sambut Kongres Masyarakat Adat Nusantara VI 2022

Keberadaaan Belanda dan Jepang itu, tentu saja memunculkan sebuah kondisi khusus bagi Pulau Doom di masa sekarang.

Di sisi lain, aktivitas penduduk di Pulau Doom juga beraneka ragam, mulai dari nelayan sampai pedagang.

Salah seorang nelayan di Pulau Doom, Toni, menuturkan dirinya sudah 20 tahun mengoperasikan kapal untuk mengangkur penduduk ke Kota Sorong.

"Penumpang tidak seramai sebelumnya.Hanya anak-anak sekolah saja yang banyak naik perahu," katanya.

Seorang siswa kelas 2 SMP di Kota Sorong, Faris, mengatakan tiap hari dia menggunakan jasa perahu.

"Berangkat dan pulang sekolah dengan perahu," katanya.***

Editor: Eveerth Joumilena

Sumber: Info Publik Kominfo RI

Tags

Terkini

Terpopuler