Aku Tidak Pernah Mengenal kamu !, Enyahlah Dari Pada-Ku, Kamu Sekalian Pembuat Kejahatan

26 Mei 2022, 18:30 WIB
Penguatan Iman Sesuai Kitab Mazmur 126 ayat 5. /Portal Papua/

PORTAL PAPUA  - Melakukan Kehendak Bapa di Surga. “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:22-23.

Baca Juga: Debora Solossa Sampaikan Untuk E Katalog PBJ Papua Sedang Dilakukan Seleksi dan Kumpul Data Produk Lokal

Yesus dengan tegas menyatakan bahwa akan ada banyak orang yang melayani dalam nama-Nya dan percaya bahwa mereka adalah hamba-Nya namun sesungguhnya Kristus tidak mengenal mereka.

Sebagai orang percaya kita harus mengabdi secara total kepada kebenaran yang dinyatakan dalam Firman Allah dan tidak mengganggap keberhasilan di dalam pelayanan sebagai standar untuk menilai hubungan kita dengan Kristus.

Kita mungkin saja memberitakan Injil di dalam nama Kristus, mengusir setan dan mengadakan mujizat namun semuanya menjadi sia-sia jika ternyata Tuhan tidak berkenan dan mengenal kita.     


Melakukan kehendak Bapa yang di Sorga merupakan suatu syarat untuk memasuki Kerajaan Sorga. Ketaatan melakukan kehendak Bapa memang merupakan syarat yang tetap berlaku untuk keselamatan, namun Kristus juga menyatakan bahwa ketaatan itu merupakan kasih karunia yang berkaitan dengan keselamatan dalam Kerajaan Allah. Kita mampu melakukan kehendak Bapa dan menjalankan hidup benar oleh kasih karunia, kuasa Allah dan hidup rohani yang terus-menerus diberikan kepada kita melalui Kristus.

Allah juga senantiasa menyediakan kemampuan mentaati Dia sebagaimana  hal itu dikehendaki oleh-Nya melalui kuasa Roh Kudus yang mengurapi hidup kita. Jadi kasih karunia yang diberikan Allah ini tidaklah membatalkan tanggung jawab kita sebagai orang percaya untuk hidup seturut kehendak Bapa.     


Teladan ketaatan akan kehendak Bapa juga ditunjukkan oleh Kristus, Yesus dengan tegas mengatakan bahwa: “Makanan-Ku ialah  melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku  dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yohanes 4:34).

Tidak heran ketika kesedihan dan  ketakutan mencekam hidup-Nya ketika menghadapi kematian di kayu salib untuk melaksanakan tugas keselamatan bagi umat manusia Yesus tetap berkata: ” "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

Baca Juga: PT LIB Bersama PSSI Kembali Akan Menggelar Turnamen Pra Musim

Itulah sebabnya Bapa sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!    

   
Melakukan kehendak Bapa hanya dapat terjadi  atas orang-orang yang menerima keselamatan dalam Yesus Kristus dan hidup dipenuhi Roh kudus. Gaya hidup seperti ini, jika dikembangkan terus akan sampai pada kualitas hidup yang disebutkan sebagai “hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku.” Anda mengerti? (RSN)

Questions:
1. Sudahkah kita melakukan kehendak Bapa dalam kehidupan kita?
2. Pernahkah kita bertanya kepada Tuhan, apakah kita sungguh-sungguh sudah diakui oleh Tuhan bahwa kita sudah melakukan kehendak Bapa?

Values:
Ketaatan melakukan kehendak Bapa memang merupakan syarat yang tetap berlaku untuk  keselamatan, namun Kristus juga menyatakan bahwa ketaatan itu merupakan kasih karunia yang berkaitan dengan keselamatan dalam Kerajaan Allah.

Melakukan kehendak Bapa hanya dapat terjadi atas orang-orang yang menerima keselamatan dalam Yesus Kristus dan hidup dipenuhi Roh kudus.

Baca Juga: Pemprov Papua Gelar Pelatihan Keprotokolan Pembawa Acara dan Publik Speaking
“TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai” ( Zefanya 3.17)

Tuhan bukan hanya sebagai BAPA yang menyelamatkan kita; melainkan juga memiliki sisi lembut seorang Ibu yang menenangkan, dan menghibur dengan kasih.***

Editor: Eveerth Joumilena

Sumber: King's Sword

Tags

Terkini

Terpopuler