Korban dalam dalam Perang Suku di Papua Nugini Dipastikan akan Terus Bertambah

13 April 2021, 11:47 WIB
perang antar suku(Foto,stimewa) /

PORTAL PAPUA-Situasi di Papua Nugini dipastikan akan semakin memanas menyusul  terjadi pertumpahan darah dalam perang suku yang terjadi pecan lalu.Kepolisian Provinsi Eastern Highlands, papua nugini pun mengingatkan ancaman terjadinya pertumpahan darah yang besar.

Dikutip Pikiran-rakyat.com (PR) dari The Guardian pada Senin, 12 April 2021, perang antara Suku Agarabi dan Tapo terjadi di perbatasan Kota Kainantu, Provinsi Eastern Highlands Papua Nugini.

Baca Juga: Paket HEMAT Jadi Pemenang Pilkada Teluk Wondama

Kedua suku menggunakan senjata laras panjang hingga granat untuk berperang.

Total 19 orang telah tewas akibat perang sepanjang pekan lalu. Perang terjadi akibat sangketa lahan yang melibatkan kedua suku

Perang sempat terhenti pada hari Sabtu dan Minggu. Menurut keterangan polisi, perang terhenti karena kedua kubu memperingati hari besar keagamaan.

Meski demikian, polisi khawatir perang akan kembali pecah pada hari ini.

Baca Juga: Prospek Menjanjikan, Indonesia Ekspor Tanaman Hias Rp2,3 Triliun ke Enam Negara

"Banyak laporan kepada kami yang mengungkapkan perang yang lebih besar akan terjadi karena kedua kubu berkesempatan mengumpulkan senjata selama perang terhenti," ujar Michael Welly, komandan polisi Provinsi Eastern Highlands.

"Nyawa yang melayang akan lebih banyak jika kita tidak segera melakukan antisipasi," sebutnya lagi.

Salah seorang warga setempat, berusia 28 tahun, rumahnya hancur terbakar akibat perang.

Dia juga terpisah dengan suaminya saat kabur dari rumah bersama kedua anaknya untuk menyelamatkan diri saat perang terjadi.

"Saya mendengar banyak orang telah terbunuh dan saya sangat khawatir karena kedua anak saya masih kecil," sebutnya.

Baca Juga: Tak Tega Ibunya Dimarahi, Pemuda di Pinrang Bunuh Ayahnya

Michael Welly mengatakan, tensi di antara kedua kubu yang berperang masih sangat tinggi.

"Kedua kubu sempat menandatangani perjanjian damai pada Kamis pekan lalu. Namun, terjadi pertikaian antara 2 wanita terkait masalah rumah tangga," ujarnya.

"Hal itu memicu tensi di antara kedua kubu meninggi lagi seiring anggapan masing-masing bahwa salah satu pihak telah memulai lagi penyerangan," ucapnya mengimbuhkan.

Michael Welly mengatakan, perang antara Suku Agarabi dan Tapo dimulai pada akhir bulan Februari dan awal Maret 2021.

 

Sumber Pikiran Rakyat

Editor Atakey

Editor: Atakey

Tags

Terkini

Terpopuler