Sekolah di Nduga-Papua Tutup 3 Tahun Akibat Konflik Senjata Berkepanjangan

11 Februari 2021, 16:35 WIB
Ilustrasi sekolah. /ANTARA

PORTAL PAPUA - Akibat konflik berkepanjangan yang terjadi di Kabupaten Nduga 2018 lalu, seluruh aktivitas termasuk pendidikan lumpuh total. Tercatat, para siswa yang bersekolah di kabupaten ini akhirnya, tidak mendapatkan pendidikan yang layak selama 3 tahun. Oleh sebab itu pemerintah harus segera melakukan upaya penyelamatan terhadap pendidikan di Nduga, Provinsi Papua.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh kepala Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Papua, Christian Sohilat.

"Pemerintah harus segera melakukan upaya penyelamatan atas persoalan tersebut. Sebab, anak-anak itu ialah generasi penerus di daerah mereka," tutur Chistian, Kamis 11 Februari 2021.

Baca Juga: Bupati Ajak ASN di Intan Jaya, Papua, untuk Kembali Melaksanakan Tugas

Dikatakannya, konflik berkepanjangan antara KKB dan aparat keamanan di Nduga, selain membuat banyak sektor yang berhenti total alias lumpuh, juga menghentikan jalannya roda pendidikan.

"Kita harus selamatkan anak-anak di sana (Intan Jaya dan Nduga) karena mereka geneasi penerus. Kalau sampai kita tidak tolong maka tidak ada lagi generasinya," tuturnya.

Disampaikan bahwa, anak sekolah di Nduga harus mengikuti orang tuanya pindah ke kabupaten lain dan tidak bersekolah. Selain itu, aktivitas belajar di beberapa tempat juga harus ditutup dengan alasan faktor keamanan.

Baca Juga: Amunisi Ratusan dan Senjatan Berhasil Amankan dari Tangan Penyeludup di Teluk Bintuni, Papua Barat

"Akibat konflik bersenjata ini, sebagian besar warga berupaya mengungsi ke kabupaten lain meninggalkan tempat rumah mereka. Hasilnya, anak-anak mereka ikut dan tidak bersekolah" tuturnya.

Dinas Pendidikan Provinsi Papua mengaku akan melakukan pendataan bagi anak-anak yang masih tinggal di Nduga yang terkena dampak konflik yang menyebabkan rumah mereka rusak.

Dalam waktu dekat, Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Dinas Pendidikan, akan mengumpulkan seluruh siswa yang tersisa di pusat ibu kota Nduga untuk didata. Setelah itu, akan dibangun asrama agar para siswa bisa mendapat pendidikan yang layak.

Baca Juga: Tim Bea Cukai Tanjung Priok Lelang Mobil American Muscle dengan Limit Harga Rp99.469.170 Juta

"Semua anak-anak di daerah panas kita akan kumpul di Keneyam (ibu kota Nduga) dan saya sudah koordinasi dengan Bappenas agar membangun asrama di sana dan kita tampung," tutur Cristian.

Tak hanya ke wilayah Keneyam, ia mengaku, warga di Nduga yang telah berpindah ke Kabupaten Lanny Jaya dan Jayawijaya akan didata kembali. Hal tersebut dimaksudkan agar merek bisa bersekolah kembali di kedua tempat tersebut.

"Anak-anak di Wamena (Jayawijaya) dan Lanny Jaya, kita akan minta agar anak-anak tersebut bisa tersebar di sekolah yang ada di sana," tambah Christian.*** (Rafael Fautngiljanan)

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler