Gunung Ile Lewotolok Berstatus Siaga Level III, BPDP Lembata Evakuasi Warga 28 Desa di Dua Kecamatan

30 November 2020, 06:05 WIB
Tampak Abu Vulkanik dari Erupsi Gunung Ile Lewotolok pada Minggu 29 November 2020. /PORTAL PAPUA/Eman Bataona

PORTAL PAPUA – Gunung Ile Lewotolok yang berlokasi di Lembata, Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami erupsi sejak 29 November 2020 kemarin.

Berdasarkan release yang diterima dari pos pengamatan gunung Ile Lewotolok, pada Minggu 29 November 2020, dijelaskan telah terjadi erupsi Gunung Ile Lewotolok, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 29 November 2020 pukul 09:45 WITA, dengan tinggi kolom abu teramati ± 4.000 m di atas puncak (± 5.423 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi ± 10 menit.

Mengingat situasi belum menunjukkan tanda-tanda perubahan yang baik, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status aktivitas vulkanik gunung dari semula waspada (level II) menjadi siaga (level III).

Baca Juga: Ramalan Zodiak Asmara Hari Ini, Senin 30 November 2020: Tiga Zodiak akan Bertemu Orang Istimewa

Sebagaimana dilansir oleh Jurnal Presisi pada 30 November 2020 dalam artikel Erupsi, Status Gunung Ile Lewotolok Naik ke Level III”, Kepala Pelaksana BPBD Lembata, Kanis Making, memastikan hal tersebut saat dihubungi, Minggu 29 November 2020.

"Iya benar, pihak Vulkanologi sudah menaikkan status gunung ini dari semula waspada menjadi siaga sejak pukul 13.00 WITA siang tadi karena erupsi gunungnya sampai mengeluarkan batu-batu atau lava pijar," ujarnya.

Menyikapi kenaikan status itu, PVMBG merekomendasikan beberapa hal, antara lain pertama, masyarakat di sekitar gunung maupun pengunjung, pendaki, atau wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius empat km dari kawah puncak.

Baca Juga: Momen Menarik Laga Chelsea vs Tottenham, Jose Mourinho Mengejar Pemain Ke Toilet saat Bertanding

Kedua, penggunaan masker maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Ini direkomendasikan untuk menghindari dampak abu vulkanik yang mengakibatkan gangguan pernapasan akut maupun gangguan kesehatan lain.

Ketiga, PVMBG mengingatkan abu vulkanik saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ile Lewotolok. Maka dari itu, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di gunung ini untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar, terutama di musim hujan.

Berdasarkan pantauan dari BPBD Lembata, potensi bahaya Gunung Ile Lewotolok berupa lontaran batu atau lava pijar ke segala arah, hujan abu lebat yang penyebarannya dipengaruhi arah dan kecepatan angin, awan panas khususnya ke arah bukaan kawah, yang berada di sisi tenggara.

Baca Juga: Bocoran Film Jodha Akbar 30 November 2020, Ruq Kesal Sambil Berkata Dirinya Bukan Jodha

Selain itu, bahaya lain berupa longsoran material lapuk yang berada di kawah puncak ke arah tenggara maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu dari puncak gunung.

Terkait pengungsi, BPBD Lembata sudah mengevakuasi warga 28 desa di dua kecamatan, serta melakukan kaji cepat untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang mengungsi.

Sementara itu, rilis dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa berdasarkan Volcano Observatory Notice for Aviation atau VONA menunjukkan warna oranye setelah Gunung Ile Lewotolok erupsi pagi tadi.

Baca Juga: Bocoran Sinetron Ikatan Cinta 30 November 2020, Al Nampak Sedih Karena Kehilangan Reyna

"VONA digunakan sebagai peringatan dini ketika terjadi erupsi gunung untuk keamanan penerbangan," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati.

Berdasarkan situs PVMBG, Gunung Ile Lewotolok berada pada status level II sejak 7 Oktober 2017.

Peningkatan status dipicu oleh adanya peningkatan aktivitas vulkanik berupa kegempaan signifikan, terutama gempa tektonik lokal, vulkanik dalam, dan vulkanik dangkal sejak pertengahan September 2017.

Baca Juga: Penyidik Polda Metro Jaya Agendakan Periksa Habib Rizieq pada 1 Desember 2020 Mendatang

Pada hari Sabtu, 28 November 2020, gunung ini erupsi pada pukul 05.57 waktu setempat, dengan tinggi kolom teramati 500 meter dari puncak gunung, dan arah abu condong ke arah barat. (M. A. Rahman/Jurnal Presisi)

Editor: Ade Riberu

Sumber: Jurnal Presisi

Tags

Terkini

Terpopuler