Hebo, Militer Amerika Serikat Beli Aplikasi Muslim Pro Termasuk Jadwal Shalat dan Al-Qur’an digital

- 18 November 2020, 11:51 WIB
Ilustrasi tentara Amerika / Pixabay
Ilustrasi tentara Amerika / Pixabay /

PORTAL PAPUA-Sebuah laporan hasil investigasi yang dilakukan oleh majalah online Motherboard menemukan bahwa militer Amerika Serikat (AS) memperoleh data lokasi dari beberapa aplikasi populer di seluruh dunia, termasuk aplikasi Muslim Pro.

Diketahui, militer AS membeli informasi pribadi yang dikumpulkan dari aplikasi di seluruh dunia,.

Termasuk beberapa aplikasi yang digunakan oleh umat Muslim yang telah diunduh hampir 100 juta kali.

Majalah online Motherboard menemukan fakta bahwa Komando Operasi Khusus AS memperoleh data lokasi dari beberapa perusahaan.

Baca Juga: Setelah Merdeka dari Indonesia Tingkat Pengagguran di Timor Leste Didominasi Pemuda

Salah satunya adalah aplikasi bernama Muslim Pro, yang merupakan aplikasi yang digunakan oleh umat Muslim yang menyajikan jadwal shalat dan Al-Qur’an digital di dalamnya.

Aplikasi ini sudah mendapatkan lebih dari 98 juta unduhan dari orang-orang di seluruh dunia. Bahkan selain aplikasi ini, sebuah aplikasi kencan Muslim juga menjadi target militer AS.

Berdasarkan catatan publik, wawancara dengan pengembang serta analisis teknis, Motherboard telah mencatat beberapa perusahaan  yang memperoleh data lokasi aplikasi saat pengiklan membayar untuk memasukkan iklan mereka ke sesi penjelajahan orang-orang.

Baca Juga: Peneliti di Harvard Temukan Ruam Kulit sebagai Satu Gejala Spesifik Terinfeksi COVID-19

Aplikasi lainnya yang menyampaikan data lokasi adalah Muslim Mingle, Accupedo, aplikasi cuaca Global Storms dan CPlus. Saat ini, militer AS telah mengkonfirmasi laporan berita tersebut.

"Akses kami ke perangkat lunak digunakan untuk mendukung persyaratan misi Pasukan Operasi Khusus di luar negeri," ungkap Tim Hawkins, selaku Komandan Angkatan Laut.

"Kami sangat mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional, dan hukum warga negara Amerika”, imbuhnya.

Salah satu perusahaan yang terlibat dalam penjualan data lokasi 'X-Mode', mengatakan bahwa mereka telah melacak 25 juta perangkat di Amerika Serikat setiap bulan dan 40 juta di tempat lain. Termasuk di Uni Eropa, Amerika Latin, dan kawasan Asia-Pasifik.

Baca Juga: 2 Tahun Terapung Wanita Ini Ditemukan Kaku Tapi Masih Hidup

Motherboard memasang aplikasi kencan Muslim Mingle ke ponsel Android dan melihat bahwa aplikasi tersebut berulang kali mengirimkan titik koordinat geolokasi yang tepat bersama dengan nama jaringan WiFi ke X-Mode.

Senator Amerika Serikat, Ron Wyden mengatakan kepada Motherboard bahwa X-Mode juga mengakui bahwa mereka telah menjual data yang dikumpulkannya ke 'pelanggan militer AS' lainnya.

"X-Mode melisensikan panel datanya ke beberapa perusahaan teknologi yang mungkin bekerja sama dengan layanan militer pemerintah. Akan tetapi, pekerjaan kami dengan kontraktor tersebut bersifat internasional dan berfokus pada tiga kasus penggunaan. Yakni kontra-terorisme, keamanan cyber, dan memprediksi perkembangan COVID-19 di masa depan,” ungkap X-Mode kepada majalah online Motherboard.***

 

Editor: Paul

Sumber: Media Blitar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x