Berkunjung ke Irak Bangun Dialog, Paus Fransiskus Minta Perang dan Intoleransi Dihentikan

- 6 Maret 2021, 10:44 WIB
Paus Fransiskus di Roma.
Paus Fransiskus di Roma. /Ashwin Vaswani/Unsplash/

PORTAL PAPUA-Maraknya wabah COVID-19 dan ancaman keamanan yang saat ini di hadapi dunia rupanya tidak mengerdilkan niat Paus Fransiskus untuk berkunjung ke Irak serta bertemu ulama Muslim Syiah yang paling dihormati di Irak untuk membangun dialog antaragama.

Itu adalah perjalanan pertama Paus sejak dimulainya pandemi virus corona, meski usianya sudah 84 tahun dan amat rentan terhadap penularan wabah virus Corona, seperti yang dilansir dari BBC pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Baca Juga: Penyeludupan Senpi ke Papua, Kabaintelkam : Pegang Senpi, KKB Ingin Perempuan, Uang, dan Hidup Mewah

Dalam kunjungan itu, sekitar 10.000 personil Pasukan Keamanan Irak disediakan untuk keamanan Paus, bahkan hingga diberlakukan jam malam dan pembatasan jarak sosial sepanjang waktu untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

Ketika tiba di bandara, Paus disambut meriah oleh PM Irak Mustafa al-Kadhimi dengan karpet merak, serta warga Irak yang berbusana nasional dan iringan lagu dari paduan suara.

Baca Juga: DKPP Berhentikan 7 Penyelenggara Pemilu di Papua

Tidak hanya itu, ratusan orang pun berbaris di jalan bandara saat konvoi Paus berarak menuju pusat kota, yang didampingi oleh sejumlah sepeda motor polisi.

Melalui pidatonya di hadapan Presiden Irak, Barham Salih, sejumlah pejabat negara hingga para pemuka agama di Irak, Paus Fransiskus menyampaikan dan menyerukan agar gencatan senjata, kekerasan dan ekstremisme serta intoleransi mesti diakhiri.

"Semoga bentrokan bersenjata dapat dihentikan...semoga ada akhir dari tindakan kekerasan dan ekstremis, faksi, dan intoleransi berakhir! seru Paus.

Baca Juga: Dana Hibah Pariwisata Baru Terserap 70 % Sandiaga Uno Ajak Insan HIPMI Berpartisipasi

" Irak telah menderita dampak perang yang menghancurkan, bencana terorisme dan konflik sektarian yang sering didasarkan dalam fundamentalisme yang tidak mampu menerima hidup berdampingan dengan secara damai dari kelompok etnis dan agama yang berbeda," tambah Paus.

Bagi Paus Fransiskus Irak merupakan "tempat lahirnya peradaban" sehingga dirinya mengaku senang bisa datang dan berkunjung ke Irak untuk dapat membangun dialog antaragama yang lebih intens.

Baca Juga: Khusus Hari Ini, Cara Dapatkan Kode Redeem Free Fire (FF) 6 Maret 2021, dari Garena Indonesia

Oleh karena itu, Paus Fransiakus juga mendorong adanya dialog antaragama demi menciptakan keadilan, perdamaian dan kerukunan umat beragama sehingga konflik dan kekerasan hingga perang yang mengatasnamakan agama tertentu tidak akan terjadi lagi.

Terlebih khusus, Paus Fransiskus berharap kepada komunitas Kristen di Irak yang seharusnya memiliki peran lebih menonjol sebagai warga negara dengan hak, kebebasan, dan tanggung jawab penuh untuk memperjuangkan perdamaian dan keadilan bersama.

Kemudian, Paus berpendapat bahwa oran-orang Kristen di negara itu harus memiliki peran yang lebih besar dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca Juga: 14 Orang di Afganistan Tewas Tertimpa Salju Longsor

"Kehadiran orang-orang Kristen di tanah ini, dan kontribusi mereka bagi kehidupan bangsa, merupakan warisan yang kaya yang ingin terus mereka tempatkan untuk melayani semua," katanya.

Dia mengatakan keragaman Irak adalah "sumber daya yang berharga untuk digali, bukan halangan untuk dihilangkan".

Tak hanya melakukan kunjungan kenegaraan untuk membangun dialog antaragama, Paus Fransiskus juga mengadakan Misa di gereja Katolik Suriah Our Lady of Salvation di Baghdad, yang menjadi sasaran serangan pada 2010 oleh para milisi yang menewaskan 52 orang Kristen dan polisi.

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah