Peneliti Inggris Temukan Penderita COVID-19 Lebih Tinggi Terkena Penyakit Mental

- 13 November 2020, 16:54 WIB
/Foto ilustrasi ASN. /Dok. Pikiran-Rakyat.com/

"Menghadapi kemungkinan tidak selamat dari suatu kondisi sangat menakutkan. Masuk akal jika peristiwa seperti itu akan memicu kondisi kesehatan mental terutama bagi mereka yang mengalami penyakit berat termasuk rawat inap atau periode pernapasan," kata psikiater Margaret Seide.

Baca Juga: Menkop UKM Sebut Program BLT bagi UMKM Berpeluang Diperpanjang Hingga 2021

Menurut psikiater Julian Lagoy, faktor isolasi atau karantina perlu menjadi bahan pertimbangan. Dia mengatakan, menjalani karantina dan isolasi bisa sangat merusak kesehatan mental Anda.

Jika Anda memiliki kasus COVID-19 yang parah, stres dan kekhawatiran tentang kesehatan fisik Anda secara alami akan berdampak pada kesehatan mental Anda.

Studi Universitas Oxford menemukan, orang dengan penyakit mental yang sudah ada sebelumnya 65 persen lebih mungkin didiagnosis dengan COVID-19 daripada mereka yang tidak.

"Ini sangat menarik. Saya menduga ini mungkin karena orang dengan penyakit mental lebih cenderung menunjukkan perilaku berisiko, yang membuat mereka berisiko terkena COVID-19," tutur Lagoy.

Baca Juga: Galon Plastik Isi Ulang mengandung BPA, Arist Merdeka Sirait: Ibu-ibu Perlu Hati-hati

Misalnya, jika mereka cenderung tidak diisolasi dan dikarantina karena dapat memperburuk penyakit mental mereka, maka orang-orang ini lebih mungkin berkumpul bersama orang lain. Namun, risiko mereka terkena COVID-19 kemudian lebih tinggi.

Orang yang menderita penyakit mental juga cenderung tidak dapat secara efektif mengelola kondisi kronis seperti diabetes, yang dapat meningkatkan risiko COVID-19.

Baca Juga: Ini Tiga Maanfat Alpukat Bagi Kesehatan

Halaman:

Editor: Paul


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x