Benahi Pendidikan Indonesia, Nadiem Makarim Bertekad Hapus 3 Hal Berikut Ini

11 Mei 2021, 10:51 WIB
Mendikbud RistekNadiem Makarim soal peran orangtua dan mahasiswa dalam merdeka belajar /Instagram @nadiemmakarim/

PORTAL PAPUA-Sebagai upaya untuk membenahi sistem pendidikan di Indonesia, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, bertekad akan menghapus tiga hal yang selama ini meracuni dunia pendidikan Indonesia. Ketiga hal itu disebut oleh Nadiem sebagai 3 dosa besar.

Tekad Nadiem tersebut disampaikan dalam webinar bertajuk Puasa, Kemanusiaan, dan Toleransi, yang digelar pada Sabtu, 8 April 2021.

Baca Juga: Kuasai Medan dan Dapat Dukungan Dana, KKB Semakin Sulit Ditangani oleh Polri

Melalui sambutannya, Nadiem mengungkapkan kasus intoleransi masih terus terjadi di lingkungan sekitar, terutama sekolah dan kampus.

Padahal, menurutnya, sekolah dan kampus bisa menjadi tempat untuk belajar menghargai perbedaan.

"Pada kenyataannya, kasus-kasus intoleransi terus saja terjadi di sekitar kita. Hal tersebut dikarenakan belum adanya kebijakan yang langsung mengarah kepada pencegahan atau penanganan kasus intoleransi," terang Nadiem.

Baca Juga: Lembah Balem Papua dan Potongan Kisah Bakar Batu Kaum Muslim: Toleransi Dinamis yang Kian Mengakar

"Ironisnya lagi, cukup banyak praktik intoleransi yang terjadi di sekolah atau di kampus, yang semestinya menjadi tempat belajar caranya menghargai perbedaan melalui pertemanan dan pelajaran di dalam kelas," tambahnya.

Terkait hal itu, Nadiem menegaskan pihaknya bertekad akan menghapus tiga dosa besar dalam dunia pendidikan Indonesia, yakni intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual.

"Karena itu, kami bertekad untuk menghapuskan semua bentuk tiga dosa besar di dunia pendidikan Indonesia, yakni intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual," tegas Nadiem.

Baca Juga: Mengenal Kain Tradisional Suku Sobey, Papua dari Pintalan Daun Pohon Nibu

Nadiem berpendapat, pendidikan seharusnya bebas dari intolerasi karena kreativitas, nalar kritis, dan inovasi, hanya bisa berkembang jika peserta didik dan pendidik bisa belajar tanpa paksaan dan tekanan.

Ia pun meminta agar semua pihak menanamkan rasa cinta terhadap perbedaan dan menularkannya pada lingkungan sekitar.

"Tanamkan dalam benak kita rasa cinta terhadap perbedaan. Lalu tularkan kepada orang-orang di sekitar kita agar semua orang punya hak yang sama dalam beragama, belajar, dan berkarya," ungkapnya.

Baca Juga: PMKRI Desak Pemerintah Kaji Ulang Kurikulum K-13, Sephia: Kurikulum pendidikan Indonesia Jawa Sentris

"Oleh karena itu, mari bersama-sama mewujudkan Indonesia yang bebas dari intoleransi, yang akan mengakselerasi kemajuan bangsa kita," pungkasnya.

Seperti yang diketahui bahwa Nadiem Makarim telah resmi menjabat sebagai Mendikbudristek setelah dilantik Presiden Joko Widodo pada Rabu, 28 April 2021 lalu.

Saat dilantik, Nadiem mengungkapkan riset dan teknologi adalah hal yang sangat dekat di hatinya.

"Riset dan teknologi adalah suatu hal yang sangat dekat di hati saya merupakan suatu hal yang telah saya tekuni sebelum saya melakukan tugas ini di Kementerian Pendidikan Kebudayaan," ujarnya usai pelantikan di Istana Negara, di Jakarta.

Baca Juga: Innalilahi, Eks Wakil Sekjen MU, Tengku Zulkarnain Meninggal Dunia karena Covid-19

Oleh sebab itu, Nadiem mengatakan dirinya akan menjalankan amanah sebagai Mendikbudristek sebaik mungkin.

Satu diantaranya adalah meningkatkan kualitas dalam inovasi, riset, dan teknologi di perguruan tinggi.

"Ini merupakan suatu tantangan baru yang pasti dan amanah ini pasti akan kami laksanakan dengan sebaik-baiknya," tandasnya.

Editor: Atakey

Tags

Terkini

Terpopuler