Ketua Umum PGRI Sebut Guru dan LPTK Bukan Sekedar Tempelan

- 2 Februari 2021, 16:35 WIB
Ilustrasi guru.
Ilustrasi guru. /Unsplash.com/@wocintechchat

PORTAL PAPUA - Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Prof Unifah Rosyidi meminta dalam Penyusunan Peta Jalan Pendidikan (PJPI) berdasarkan naskah akademik, guru dan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) bukan sekedar tempelan. Akan tetapi menjadi fokus utama jika ingin mencapai kualitas pendidikan seperti yang diinginkan.

Tempelan yang dimaksudkan mengarah pada jalannya proses pembelajaran efektif dan efisien. Hal ini sangat diutamakan karena apabila siswa berhasil dalam belajar, maka guru juga dinyatakan berhasil dalam mendidik siswanya. Oleh sebab itu sangat ditekankan agar penyusunan Peta Jalan Pendidikan Indonesia mengarah kepada kemajuan Pendidikan sampai 2035.

“PGRI memiliki pandangan bahwa di dalam PJPI ini ada konsep yang melatarbelakangi, ada telaah akademik agar kita semua sepakat bahwa peta jalan ini memang arah untuk memajukan pendidikan Indonesia sampai 2035. Nah ini yang ini belum kita lihat,” ujar Unifah dalam FGD PJPI secara daring di Jakarta, Selasa 2 Februari 2021. Seperti dilansir ANTARA.

Baca Juga: Seleksi P3K 2021, Ada Formasi Tenaga Penyuluh Pertanian, Begini Syarat dan Ketentuannya

Pembuatan dan pelaksanaan Peta Jalan Pendidikan, lanjut Unifah, diharapkan menjadi dokumen visi negara tentang pendidikan dan kebudayaan. Seharusnya tidak hanya peta jalan pendidikan saja tetapi peta jalan pendidikan dan kebudayaan.

Unifah meminta Kemendikbud tidak membuat pernyataan yang menimbulkan keresahan pada para guru seperti rencana memberikan tunjangan profesi hanya pada guru berprestasi. Termasuk penghapusan tunjangan profesi pada guru satuan pendidikan kerja sama (SPK). Hal ini juga dapat membuat guru dan LPTK dapat fokus dalam tugas dan tanggung jawabnya dalam mendidik.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, R Agus Sartono, mengakui bahwa saat ini belum ada naskah akademik dalam penyusunan PJPI itu.

Baca Juga: Diuji Klinis Fase III di Bandung, 125 Juta Dosis Vaksin Sinovac Dinyatakan Aman

“Kami sudah menyampaikan hal itu pada teman-teman di Kemendikbud. Kami khawatir, masyarakat umum akan kesulitan memahami PJPI itu tanpa adanya naskah akademik, Karena setiap hari ada anak yang lahir, dan peta jalan ini meletakkan anak bangsa menjadi pembelajar sepanjang hayat,” pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x