Pemerintah Jamin Gabah Kering dan Beras Petani Tidak Turun

20 Maret 2021, 16:58 WIB
Tumpukan beras di Gudang Bulog. /Antara Foto/ Reno Esnir/aww/

PORTAL PAPUA-Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan kebijakan impor beras sebanyak satu juta ton tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan harga gabah kering dan beras petani, terutama saat petani panen raya.

“Kami menjamin harga gabah kering dan beras tidak turun dan tetap stabil,” ucap Lutfi kepada pers, Kamis (18/3/21).

Pemerintah merasa perlu menjaga kestabilan stok dan harga pangan, yang bisa saja dipermainkan oleh spekulan. Kalau harga gabah kering itu diturunkan oleh Bulog, lanjut Mendag, itu baru bagian dari pada penghancuran harga beras petani.

Baca Juga: Pegunungan Bintang Papua Tersimpan Emas, Begini Faktanya

Kelangkaan atau kenaikan bahan pangan terutama boleh tidak sampai terjadi, pada masa pandemi. Harga beras yang tak terkendali akan membahayakan perekonomian.  Pada kondisi itu para spekulan “bermain” untuk mengambil keuntungan. Ini yang harus dicegah,

“Ini adalah strategi pemerintah untuk memastikan, kita tidak bisa dipojokkan atau diatur oleh pedagang. Terutama para spekulan-spekulan yang berniat tidak baik dalam hal ini,” kata Lutfi.

Baca Juga: Wagub Papua Barat Terima Buku Refleksi Otonomi Lembata

Beras yang akan diimpor nanti, rencananya juga tak akan digelontorkan ke pasar pada saat panen raya sekitar April. Namun akan disimpan dan digunakan untuk menambah cadangan. Dalam hal ini pemerintah menyebutnya dengan istilah “iron stock”.

Pemerintah saat ini juga memerlukan stok beras untuk keperluan bansos dan menjaga untuk stabilisasi harga beras.

“Jadi tidak dijual serta-merta ketika panen, keputusan kapan iron stock itu mesti keluar harus dimusyawarahkan bersama-sama (antar pemangku kebijakan),” ucap Lutfi.

Beras adalah komoditas pangan utama di Indonesia yang harganya sangat sensitif bagi masyarakat. Pemerintah menganggap pasokannya harus memadai guna memenuhi permintaan dan menjaga kestabilan harga.

“Jadi, meskipun produksi dalam negeri diproyeksi tinggi, namun sebagai strategi berjaga-jaga maka tetap diperlukan cadangan beras  yang memadai. Hal ini penting untuk mengantisipasi risiko terburuk,” tutup Lutfi. (Sumber Peluang)

Editor: Atakey

Tags

Terkini

Terpopuler