Novita juga mengungkapkan, bahwa teknologi proses minimal merupakan salah satu inovasi yang murah. Inovasi ini merupakan kombinasi teknologi penanganan segar dan pengolahan minimal. Tidak hanya itu, produk yang dihasilkan sangat menjanjikan dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang dinamis di era ini.
"Ketika petani memahami tujuan dari olah minimal ini, saya berharap mereka punya keinginan untuk melakukannya secara terus-menerus saat kelimpahan panen dan juga sebagai bahan baku untuk produk lanjutan seperti pembuatan selai nanas," terangnya.
"Pengabdian Masyarakat ini juga memberikan pelatihan pembuatan selai nanas dengan bahan baku nanas madu," tambahnya.
"Terkait peluang dan kendala yang dihadapi pun ada. Peluangnya ialah membuka bagi pengguna yang ingin mengkonsumsi produk hortikultura segar yang praktis dan siap saji. Sedangkan untuk kendala yang dihadapi dalam pengolahan olah minimal ini yakni, terjadinya perubahan fisiologis dan apabila tidak dijaga kebersihan selama pengolahan maka dapat berdampak," jelasnya.
"Oleh sebab itu, kegiatan seperti ini akan terus berlangsung dengan memberikan pendampingan sehingga petani akan dilatih secara berkelanjutan sampai saat musim panen tiba," tutupnya. (Prodi Agroteknologi Ottow Geissler / Septa / Portal Papua)